Kamis, 11 Maret 1993, Airbus A321 terbang perdana setelah melalui serangkaian proses pengembangan sejak November 1989. Ketika itu, prototipe pertama dengan nomor registrasi F-WWIA dan menggunakan mesin IAE V2500 berhasil terbang dari fasilitas Airbus, Hamburg, Jerman, tepatnya di Bandara Hamburg Finkenwerder.
Baca juga: Baru 13 Bulan Beroperasi, Airbus A321 Milik Maskapai Terbesar di Rusia Terbakar
Dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, tak puas dengan penerbangan perdana, Airbus pun melakukan beberapa penyempurnaan, termasuk varian mesin lainnya, CFM56-5B, yang digunakan untuk penerbangan prototipe kedua pada Mei di tahun yang sama.
Selepas itu, pesawat pun terus menerus melakukan uji terbang untuk memenuhi syarat sertifikasi hingga kemudian berhasil memperolehnya juga di tahun yang sama, yakni 1993. Seolah ‘kejar setoran’ Airbus kemudian menggenjot proses produksi hingga berhasil memasuki tahun layanan pertama bersama Lufthansa pada Januari 1994 dan 22 Maret 1994 bersama Alitalia.
Airbus A321 mungkin bukan inovasi baru, mengingat, pesawat tersebut masih turunan atau pengembangan dari keluarga A320. Dibandingkan dengan A320, perubahan terbesar dari A321 adalah lambung yang diperpanjang, dengan tambahan lambung depan dan belakang total sepanjang 6,93 meter. Detailnya, tambahan lambung di depan sayap sepanjang 4,27 meter serta tambahan lambung di belakang sayap sepanjang 2,67 meter.
Perubahan lain termasuk penguatan bagian bawah pesawat untuk mengatasi berat yang lebih besar, mesin yang lebih kuat, dan sistem bahan bakar yang lebih baik dan sederhana, serta ban yang lebih besar untuk pengereman yang lebih baik. Perubahan sedikit di bagian flap sayap dan modifikasi kontrol penerbangan yang memungkinkan karakteristik penanganan A321 mendekati karakterisitik A320.
A321 memiliki dek penerbangan yang mirip dengan A319 dan A320, dan berbagi tipe rating yang sama dengan kedua pesawat di atas. Menariknya, karena karakteristik yang hampir sama, pilot (yang sudah mendapatkan sertifikasi A320) tidak perlu melakukan sertifikasi ulang untuk dapat menerbangkan A321.
Dalam perjalanannya, Airbus A321 ditawarkan dengan lima varian berbeda, mulai dari A321-100, A321-200. A321neo, Airbus A321LR, dan A321XLR. A321-100/200 dikembangkan tak jauh setelah layanan pertama muncul, adapun sisanya, dikembangkan seiring perubahan pasar penerbangan dunia dengan karakteristik yang berbeda, termasuk dalam rangka persaingan dengan kompetitor utamanya, Boeing. Tak terkecuali dengan varian Airbus dari ‘DNA’ A321 lainnya, yakni A321XLR yang secara diam-diam dikembangkan untuk mengambil pangsa pasar Boeing 737 MAX.
Baca juga: Tidak Ikut Euforia, Lufthansa Masih Pikir-Pikir untuk Pesan Airbus A321XLR
Airbus A321XLR memang mulai muncul pada pertengahan 2019, dimana saat itu, Boeing 737 MAX tengah terpuruk, ditandai dengan grounded besar-besar dari maskapai global. Selain itu, pertengahan 2019 juga menjadi waktu yang tepat untuk kemunculan Airbus A321XLR karena di tahun tersebut era pesawat jumbo sedang turun drastis, ditandai dengan keputusan Air France yang mengumumkan akan mempensiunkan armada Airbus A380-nya 2024 mendatang.
Sebaliknya, saat itu pangsa pasar cenderung lebih membutuhkan karakterisitk pesawat tangguh dengan jarak tempuh menengah-jauh serta beberapa pengembangan untuk mendorong tingkat kenyamanan, persis seperti apa yang ditawarkan Airbus A321XLR.