Wednesday, May 14, 2025
HomeDaratWalau Sempit, Stasiun Kramat Dicap Sebagai Pemegang Sejarah Kereta Listrik di Indonesia

Walau Sempit, Stasiun Kramat Dicap Sebagai Pemegang Sejarah Kereta Listrik di Indonesia

Bagi kalian biasa naik Kereta Rel Listrik (KRL) dengan rute Cikarang/Bekasi tujuan Kampung Bandan via Pasar Senen, tentu tahu dengan stasiun yang satu ini. Ya. Stasiun Kramat memiliki bangunan yang tak terlalu besar ini merupakan stasiun pemberhentian KRL baik dari arah Bekasi maupun Kampung Bandan.

Stasiun dengan singkatan KMT ini adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak di Jalan Percetakan Negara III, Paseban, Senen, Jakarta Pusat, tidak jauh dari Salemba Gang Tengah dengan ketinggian + 10 meter diatas permukaan laut.

Nah, stasiun yang berada antara petak Stasiun Pondok Jati dan Gang Sentiong ini pun juga banyak di sambangi penumpang terutama pada jam kerja, karena Stasiun Kramat bisa langsung terhubung menuju Jalan Raya Salemba dan berbagai pusat perkantoran serta pusat perbelanjaan di kawasan Kenari.

Fyi, Stasiun Kramat sempat melayani perjalanan kereta api lokal Jatiluhur dan Walahar Ekspres per tanggal 26 Oktober 2019. Untuk menunjang operasi KA lokal tersebut, serangkaian renovasi kecil-kecilan dan penataan alur penumpang sudah dilakukan.

Namun, sejak berlakunya Gapeka 2021 per 10 Februari 2021, rute KA lokal tersebut sudah tidak sampai Jakarta lagi, melainkan hanya sampai Cikarang saja.

Pada tahun 2019, Stasiun Kramat juga melayani keberangkatan Kereta Api Walahar dengan rute Tanjung Priok – Cikampek/Purwakarta. Nah, keunikan stasiun ini selain bangunannya kecil bagian peronnya pun sempit dan pendek.

Peron Stasiun Kramat hanya bisa terjangkau 6 kereta saja. Dengan tentu rangkaian ke-7 dan seterusnya tidak mendapatkan peron. Tak hanya KA Walahar, rangkaian KRL dengan stamformasi 8 kereta pun turut tidak kebagian peron. Jadi saat pintu dibuka, penumpang bisa melihat antrean kendaraan bermotor di perlintasan.

Announcer didalam kereta pun pasti menginformasikan dan menghimbau kepada penumpang untuk turun dirangkaian tengah agar bisa mendapatkan peron dan turun dengan aman.

Dari segi sejarah, Stasiun Kramat pun juga sangat melegenda. Walaupun dengan kelas yang kecil, namun dahulu stasiun ini pernah memiliki riwayat sebagai stasiun percabangan melewati Salemba yang terhubung hingga Stasiun Tanah Abang.

Stasiun Kramat sebagai si pemilik jalur akan sejarah, terlepas dari fakta bahwa yang lebih punya nilai adalah Stasiun Salemba dan industri opium di jaman Belanda. Petak antara Stasiun Kramat dan Gang Sentiong ini ternyata memegang sejarah kereta listrik di Indonesia.

Sejak trem diperkenalkan pada 1869 dan mulai menggunakan mesin uap pada 1881, jalur milik Stasiun Kramat dan Gang Sentiong sudah digunakan karena rute yang ditempuh adalah dari Pasar Ikan ke Gajah Mada, sambung Harmoni – Pasar Baru – Lapangan Banteng dan via Kramat, Salemba, dan Matraman menuju Meester Cornelis (Jatinegara). Dilansir dari laman PT Kereta Api Indonesia (KAI), Stasiun Kramat termasuk 1 dari 3 titik pengisian bersama Batavia Lama dan Kampung Melayu. Namun pencarian jejak hingga kini sulit untuk ditemukan.

Jelajah Stasiun Salemba, Saksi Bisu Sentral Jalur Kereta Api di Jakarta yang Masih Berdiri Kokoh

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru