Friday, August 15, 2025
HomeAnalisa AngkutanSetelah 2,5 Tahun, Per 1 Juli 2025 Kereta Layang 'Aerotrain' Kembali...

Setelah 2,5 Tahun, Per 1 Juli 2025 Kereta Layang ‘Aerotrain’ Kembali Beroperasi di Bandara Kuala Lumpur

Setelah 2,5 tahun stop beroperasi, layanan kereta layang (shuttle train) tanpa masinis di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia, diwartakan akan kembali beroperasi per 1 Juli 2025. Kereta layang tersebut akan kembali menghubungkan antara Terminal 1 (penerbangan domestik) dengan Terminal Satelit untuk penerbangan internasional.

Berita tersebut melegakan bagi penumpang internasional yang selama ini harus bergantung pada bus antar-jemput untuk koneksi sepanjang 1,3 km, dan akan membantu memperbaiki reputasi bandara yang terpuruk. Layanan kereta layang dihentikan setelah terjadi kerusakan pada Februari 2023 yang memaksa 114 penumpang berjalan di sepanjang rel layang (elevated track) di titik tengah antara kedua terminal.

Terminal 1 KLIA utama menampung konter imigrasi dan digunakan terutama untuk penerbangan domestik, sementara maskapai internasional menggunakan Terminal Satelit. Sementara, terminal maskapai kedua yang disebut Terminal 2 KLIA, yang terletak kurang dari 2 km jauhnya dan digunakan oleh maskapai berbiaya rendah.

Dimulainya kembali layanan kereta layang yang sangat dinanti-nantikan di bandara tersebut terjadi pada saat yang kritis bagi Malaysia, yang merupakan ketua kelompok regional Asean pada tahun 2025, dan akan menjadi tuan rumah Visit Malaysia Year pada tahun 2026.

Jumlah penumpang yang bepergian melalui KLIA naik 21 persen menjadi 57,1 juta pada tahun 2024, termasuk 41,9 juta penumpang internasional, menurut penyedia layanan data perjalanan dan penerbangan global Centre for Aviation.

Bandara yang dibuka pada tahun 1998 ini sebelumnya pernah menduduki peringkat 10 besar bandara terbaik di dunia pada tahun 2001, 2010, 2011, dan 2012, tetapi sejak saat itu posisinya terus merosot.

Baru-baru ini, KLIA berada di peringkat ke-65 dalam Penghargaan Bandara Dunia Skytrax, di bawah Bandara Changi Singapura (No. 1), Bandara Internasional Hamad Qatar (No. 2), dan Bandara Haneda Tokyo (No. 3). Penghargaan ini didasarkan pada survei global yang dilakukan oleh konsultan penerbangan Skytrax yang berkantor pusat di London. Lebih dari 13 juta pengguna bandara dari lebih dari 100 negara menanggapi survei tersebut dari Agustus 2024 hingga Februari 2025.

Menurut para analis, sistem yang lebih efisien secara keseluruhan, termasuk pengalaman penumpang yang lancar seperti transfer antarterminal yang lancar, boarding biometrik, dan penanganan bagasi yang lebih cepat, sangat penting bagi KLIA untuk membangun kembali kepercayaan di antara para pelancong dan tetap kompetitif.

Kereta layang otomatis di Bandara Internasional Kuala Lumpur bernama Aerotrain, yang berfungsi sebagai sistem transportasi antar terminal di dalam area bandara. Kereta ini diproduksi Bombardier Transportation (Kanada) dan didasarkan atas teknologi Innovia APM 100. Jarak lintasan kereta ini 1,2 kilometer dengan durasi perjalanan sekitar 2 menit sekali jalan.

Bandara Charles de Gaulle dan Soekarno-Hatta Ternyata Sama-sama Gunakan Kereta Shuttle dengan Roda Ban

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru