Tuesday, October 21, 2025
HomeBus dalam kotaAntusias Masyarakat Meningkat, Trans Banyumas Tambah Rute

Antusias Masyarakat Meningkat, Trans Banyumas Tambah Rute

Sebagai wilayah persilangan yang begitu banyak rute bus AKAP dan AKDP, Kabupaten Banyumas memiliki potensi penumpang yang tinggi. Hal ini kemudian membuat moda transportasi di Banyumas sendiri terus dikembangkan.

Ini terlihat dari Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuman yang memiliki rencana pengembangan koridor layanan bus Buy The Service (BTS) Trans Banyumas dengan membuka koridor baru arah selatan menuju Kawasan Banyumas Kota Lama pada awal tahun 2026.

“Kami harapkan pada tahun 2026 ada pengembangan layanan Trans Banyumas, mungkin ada satu koridor yang ke Kecamatan Banyumas (kawasan Banyumas Kota Lama), karena saat ini dari empat koridor yang ada, Koridor 1 (K1BM) dan Koridor 2 (K2) sudah melayani pinggiran kota,” kata Kepala Dinhub Kabupaten Banyumas, Agus Sriyono yang dikutip dari berbagai sumber.

Adapun rute K1BM yakni adalah Pasar Pon menuju Terminal Ajibarang dan K2 dari Terminal Notog ke Terminal Baturraden. Semua rute ini akan melayani penumpang dari pinggiran kota menuju ke pusat Kota Purwokerto.

“Padahal di Banyumas banyak tempat kegiatan masyarakat seperti pendidikan, rumah sakit dan pengembangan wisata Banyumas Kota Lama, sehingga layanan Trans Banyumas diharapkan mendukung kelancaran mobilitas ke pusat kota,” kata Agus.

Sehingga dengan Jarak tempuh sekitar 22 km tersebut, membuat masyarakat Banyumas yang ingin ke Purwokerto dan sebaliknya lebih menggunakan Trans Banyumas disbanding kendaraan pribadi. Pengembangan koridor baru tersebut akan memanfaatkan sebagian armada dari Koridor 3A (Terminal Bulupitu–Terminal Kebondalem) dan Koridor 3B (Terminal Bulupitu–Terminal Kebondalem beda arah) yang selama ini kurang maksimal karena jarak tempuhnya dekat dan berada di wilayah perkotaan.

“Diharapkan pada 2026 akan ada pengembangan, akan kami pecah dari Koridor 3A (K3A) dan Koridor 3B (K3B) itu ditambah satu ke arah Banyumas,” kata Agus.

Koridor baru dari Terminal Bulupitu menuju Banyumas Kota Lama tersebut direncanakan melalui RSUD Prof Dr Margono Sokarjo, Simpang Sangkalputung Sokaraja, Pekaja dan Kalibagor.

“Kita memang di sisi pengelolaannya baik, kemudian layanannya juga baik, pengaturan manajemennya juga baik, dan load factor (rasio antara kapasitas yang terpakai dengan total kapasitas yang tersedia) rata-rata sudah di atas 50 persen,” tegasnya.

Kendati demikian, pihaknya tetap berusaha meningkatkan load factor, salah satunya dengan mengembangkan koridor baru ke pinggiran Kota Purwokerto. Saat ini jumlah penumpang Trans Banyumas rata-rata mencapai 6.000 orang per hari dan diharapkan akan meningkat dengan adanya pengembangan koridor baru tersebut.

Agar lebih memudahkan bagi para penggunannya, Trans Banyumas bersama Bank Indonesia pada bulan Juni kemarin, juga telah meluncurkan opsi pembayaran QRIS Tanpa Pindai (QRIS Tap) yang merupakan sistem pembayaran digital terbaru yang menggunakan teknologi Near Field Communication (NFC) untuk transaksi.

Terkait dengan load factor Trans Banyumas di masing-masing koridor, Direktur Utama PT Banyumas Raya Transportasi, Ipoeng Martha Marsikun, mengatakan load factor untuk K2 saat ini mencapai 95 persen, K1BM berkisar 60-70 persen, serta K3A dan K3B berkisar 40-50 persen. Oleh karena itu, kata dia, sebagian armada K3A dan K3B akan dialihkan untuk melayani penumpang dari/menuju kawasan Banyumas Kota Lama.

Bahkan, beberapa orang dari Banyumas sudah mulai mendaftarkan diri untuk mendapatkan kartu tarif khusus ke Kantor Trans Banyumas, baik pelajar maupun lansia. Dalam hal ini, tarif bus BTS Trans Banyumas sebesar Rp3.900 untuk penumpang umum serta Rp2 ribu untuk pelajar, lansia, dan penyandang disabilitas.

Mengenal Tradisi “Plesiran” Saat Warga Banyumas Berwisata, Hanya Gunakan Kereta Api di Jalur SDS

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru