Banyak yang menginginkan stasiun yang sangat strategis ini kembali diaktifkan. Pasalnya stasiun ini sangat praktis dan terjangkau untuk mengunjungi kawasan wisata Pegunungan Dieng. Stasiun ini juga digadang-gadang sebagai stasiun yang terkenal dengan bermacam-macam destinasi wisata lainnya yang lebih terjangkau.
Pada zaman Belanda dulu, Wonosobo masuk ke dalam jalur kereta api Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS atau SDSM) yang dibangun untuk membantu pendistribusian gula. Selain mengangkut gula, kereta api tersebut juga sempat melebarkan sayap ke sektor teh, tembakau, dan kayu manis.
Wonosobo masuk ke dalam jalur yang dibangun di fase ketiga, sekitar tahun 1917. Jalur tersebut beroperasi sampai 1978 sebelum akhirnya tidak aktif lagi karena mulai berkurang nilai ekonomisnya. Sekarang tinggal relnya yang masih bisa kita lihat mencuat di antara trotoar di sudut-sudut kota.

Pembangunan Stasiun Wonosobo bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Banjarnegara-Selokromo-Wonosobo sejauh 33 kilometer yang dilakukan oleh Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) mulai dari tahun 1916 sampai dengan tahun 1917. Jalur rel Banjarnegara – Wonosobo merupakan jalur yang berada di pegunungan, medannya berkelok-kelok dan terdapat banyak tanjakan.
Saat aktif, Stasiun Wonosobo memiliki 5 jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus arah selatan ke Halte Penawangan. Sedangkan, yang arah utara cukup sampai di stasiun ini saja. Jalur 1 digunakan untuk persilangan yang terjadi di stasiun bila ada kereta yang mau memasuki stasiun. Jalur 3 digunakan untuk persiapan kereta api yang akan berangkat dari Stasiun Wonosobo. Jalur 4 digunakan untuk menuju ke depo lokomotif, dan jalur 5 digunakan untuk menuju ke gudang penyimpanan barang.
Selain peninggalan berupa rel, Wonosobo juga masih memiliki stasiun yang sebetulnya masih berdiri hingga kini. Lokasinya pun strategis banget karena dekat dengan Alun-alun Wonosobo dan masjid agung.
Fyi, dulu Stasiun Wonosobo menjadi titik akhir perjalanan kereta SDS dengan jalur Purwokerto-Wonosobo. Namun sekarang warga yang mau naik kereta harus ke stasiun-stasiun terdekat hingga menuju destinasi di Kabupaten Wonosobo, seperti: Purwokerto, Kebumen, Semarang, atau pun Yogyakarta dengan waktu tempuh yang lumayan cukup mengulur waktu.
Nah bisa dibayangkan jika Stasiun Wonosobo kembali aktif dan beroperasi layaknya stasiun-stasiun besar yang berada di kabupaten kota. Tentunya masyarakat sekitar maupun luar Wonosobo akan ramai mendatangi dan berwisata bersama. Apalagi Wonosobo sejak dulu memang sudah terkenal akan wisatanya, khususnya di kalangan para pencinta alam, pendaki gunung, dan nature traveler. Wisata Dieng, jalur pendakian ke Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau, Telaga Warna, hingga Perkebunan Teh Tambi bisa diakses lebih mudah.
Selain itu dengan meningkatnya pelancong, paling tidak akan diikuti dengan terbukanya bidang kuliner dan penginapan. Nantinya warga sekitar bisa menyewakan rumahnya buat jadi homestay. Oleh-oleh dan makanan khas Wonosobo, seperti carica dan mie ongklok makin terkenal karena kios-kios di stasiun menjajakannya, persis seperti kios bakpia di Stasiun Yogyakarta.
Ingin Berwisata ke Dieng Naik Kereta Api? Ini Pilihan Rute dan Jadwalnya
Saat ini, distribusi hasil bumi Wonosobo dilakukan pakai jalur darat via jalan raya yang biayanya cenderung lebih murah. Tapi, distribusi ini masih terbatas di daerah-daerah sekitarnya saja karena bagaimanapun juga sayuran dan buah-buahan akan lebih cepat busuk.
Dengan adanya stasiun, distribusi hasil panen, bahkan tembakau dan teh, bisa lebih efektif dan cepat. Bahkan bisa juga, kembali ke pembahasan sebelumnya, komoditas ini dimanfaatkan menjadi wisata pula. Misalnya, tiap Juli-Agustus buruh teh dan tembakau di Wonosobo mulai panen. Nah, bisa juga tuh membuka peluang biar wisatawan juga datang untuk merasakan sensasi panen teh sendiri.
Bagaimanapun, keberadaan Stasiun Wonosobo mengingatkan kita akan masa-masa kejayaan kereta api di wilayah lembah Sungai Serayu. Jika rencana reaktivasi jalur ini terwujud, pastinya juga membawa harapan baru bagi masyarakat Wonosobo dan sekitarnya. Diharapkan dengan dibukanya kembali jalur kereta api ini, Stasiun Wonosobo akan kembali hidup, mengembalikan peran pentingnya dalam mobilitas dan perekonomian di wilayah tersebut.