Pelabuhan Belawan merupakan salah satu pelabuhan laut tersibuk dan tertua di Indonesia yang berlokasi di pesisir timur Sumatera Utara. Berdiri sejak era kolonial Belanda, pelabuhan ini memiliki peran vital dalam perkembangan ekonomi dan perdagangan di kawasan barat Indonesia.
Awalnya, pelabuhan ini dikembangkan untuk mendukung ekspor hasil-hasil perkebunan seperti tembakau Deli, karet, dan kelapa sawit dari wilayah Sumatera Timur yang saat itu menjadi pusat kegiatan ekonomi kolonial. Nama Belawan berasal dari nama sebuah sungai, Sungai Belawan, yang bermuara di Selat Malaka.
Keunggulan geografisnya yang menghadap langsung ke jalur pelayaran internasional menjadikan pelabuhan ini cepat berkembang. Apalagi, pada awal abad ke-20, Belawan telah dilengkapi jalur kereta api yang menghubungkannya dengan Kota Medan dan daerah-daerah penghasil komoditas.
Pada masa pendudukan Jepang, pelabuhan ini sempat digunakan sebagai basis logistik militer. Setelah Indonesia merdeka, Pelabuhan Belawan dikelola oleh pemerintah dan terus mengalami modernisasi, terutama setelah dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).
Kini, Pelabuhan Belawan terbagi menjadi dua bagian Utama, Belawan Lama yang lebih banyak melayani kapal-kapal lokal dan tradisional, serta Belawan Baru yang menangani kontainer dan kapal-kapal niaga berskala besar. Fasilitas peti kemas yang dikembangkan sejak 1985 telah menjadikan pelabuhan ini sebagai pusat ekspor-impor penting di wilayah Sumatera.
Selain fungsinya sebagai pelabuhan niaga, Belawan juga memiliki potensi wisata sejarah dan maritim. Bangunan-bangunan tua dan jejak-jejak arsitektur kolonial di sekitar pelabuhan masih dapat ditemukan, meski kini sebagian telah beralih fungsi.
Sebagai bagian dari rencana pengembangan infrastruktur nasional, Pelabuhan Belawan terus diperluas dan ditingkatkan kapasitasnya agar mampu bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan utama lainnya di Asia Tenggara. Ke depannya, pelabuhan ini diharapkan mampu menopang pertumbuhan ekonomi regional dan memperkuat konektivitas logistik Indonesia bagian barat.
Untuk diketahui, cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan adalah Labuhan Deli yag dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatra Timur. Bandar Labuhan Deli terletak di tepi Sungai Deli.
Pada tahun 1915, pelabuhan Labuhan Deli dipindahkan ke Belawan yang terletak di tepi Sungai Belawan. Hal ini disebabkan Sungai Deli kian dangkal, sehingga menghambat kapal masuk alur Sungai Deli menuju Labuhan Deli. Lokasi pelabuhan adalah Belawan lama (saat ini masih berfungsi sebagai terminal kargo umum dan sebagian menjadi pangkalan TNI Angkatan Laut).
Belanda membangun dermaga Belawan lama hingga mencapai panjang 602 meter dan lebar 9-20 meter. Oleh Belanda, dermaga Belawan lama dipergunakan untuk sandar berbagai jenis kapal, baik kapal kargo maupun kapal panumpang. Pada tahun 1938, Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar di wilayah Hindia Belanda.
Pelabuhan Makassar Sabet Predikat Sebagai Pelabuhan Terpadat di 2024