Berada di wilayah Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya, Stasiun Tarik merupakan stasiun percabangan yang mengarah ke Stasiun Tulangan dan Stasiun Krian. Stasiun Tarik disinggahi kereta api lokal yaitu Commuter Line Dhoho dan Jenggala. Stasiun Tarik yang terletak di wilayah pinggiran kabupaten Sidoarjo, dulunya merupakan stasiun kecil dengan fasilitas terbatas yang melayani penduduk setempat.
Walaupun begitu, stasiun ini memiliki keunikan sejarah yang pastinya sedikit mengherankan. Ya, layaknya stasiun modern yang sudah memiliki atap atau biasa disebut kanopi yang berada di setiap peron. Ternyata Stasiun Tarik sudah memiliki kanopi sejak dulu.
Dikutip dari laman Indonesian Railway Praservation Society (IRPS), sejarah Stasiun Tarik bermula saat pemerintah kolonial berencana menyambungkan Solo dan Surabaya dengan kereta api. Pemerintah kolonial memberikan konsesi pada Staasspoorwegen pada tahun 1873, dan pembangunan tahap pertama selesai pada tahun 1880 menghubungkan Sidoarjo dan Mojokerto lewat Tulangan dan Tarik.
Di tahun 1881, jalur KA tersambung hingga Kertosono. Kemudian di tahun 1882, jalur KA telah mencapai Madiun. Diikuti dengan sampainya jalur KA di Ngawi pada tahun 1883, dan akhirnya di Solo pada tahun 1884. Dengan jalur seperti ini, maka dulunya jalur cabang Tarik-Sidoarjo lewat Tulangan adalah jalur utama Solo-Surabaya.
Di masa lalu, Stasiun Tarik yang bangunannya masih eksis hingga sekarang memiliki kanopi dengan arsitektur kaca di sampingnya. Kanopi tersebut bukanlah bagian asli dari Stasiun Tarik. Kanopi yang memiliki kemiripan dengan Stasiun Sidoarjo maupun Stasiun Semarang Poncol tersebut merupakan pindahan dari Stasiun Surabaya Kota generasi pertama.

Seiring dengan perkembangan modern serta beroperasinya jalur ganda, Stasiun Tarik kini lebih luas untuk kenyamanan penumpang kereta api. Revitalisasi stasiun Tarik memiliki dampak sosial yang signifikan meningkatkan mobilitas masyarakat. Modernisasi stasiun membuat masyarakat lokal lebih percaya diri dan senang dengan kemajuan wilayah mereka.
Saat ini, Stasiun Tarik melayani KA Commuter Line Dhoho dan juga KA Commuter Line Jenggala. Sedangkan KA jarak jauh melintas langsung di stasiun ini. Stasiun Tarik merupakan stasiun kelas II yang memiliki 5 jalur. Jalur 1-3 melayani kereta api dari dan ke Surabaya, dan jalur 4-5 melayani kereta api dari dan ke Sidoarjo.
KA Jenggala, Kereta Komuter Plus “Wisata” Rute Mojokerto-Sidoarjo