Aplikasi navigasi sejuta umat, Google Maps, meluncurkan pembaruan, yakni dapat digunakan pada ponsel atau smartphone Android dalam mode hemat daya (power saving mode). Fitur ini ditemukan dalam aplikasi Google Maps versi beta, yang mengindikasikan bahwa Google sedang mengujinya sebelum dirilis secara resmi.
Mode ini dirancang untuk mengatasi situasi darurat di mana baterai ponsel Anda hampir habis, tetapi Anda masih membutuhkan navigasi. Tujuannya adalah memperpanjang daya tahan baterai selama mungkin saat Anda sedang dalam perjalanan, atau kondisi darurat.
Untuk menghemat energi secara maksimal, mode ini akan membuat tampilan navigasi menjadi sangat sederhana.
Seperti warna monokrom, layar Maps akan menjadi hitam-putih atau minim warna, karena tampilan berwarna membutuhkan daya yang jauh lebih besar. Dalam power saving mode, hampir semua elemen antarmuka (UI) dan label peta yang tidak penting akan dihilangkan. Layar hanya akan menampilkan informasi terpenting, yaitu arah belokan berikutnya.
Menurut kode yang ditemukan, pengguna dapat mengaktifkan mode ini secara manual, bahkan terpisah dari mode hemat baterai bawaan ponsel. Cara mengaktifkannya cukup unik, Anda cukup menekan tombol daya fisik ponsel saat Anda sedang menggunakan navigasi di Google Maps.
Karena fokusnya pada penghematan daya, ada beberapa batasan yang ditemukan, mode ini tidak akan bisa digunakan jika ponsel diposisikan dalam mode horizontal (landscape). Anda harus menggunakan mode potret (portrait). Kemudian mode ini mungkin tidak berfungsi untuk navigasi transportasi umum (bus, kereta) karena navigasi jenis itu membutuhkan lebih banyak informasi teks (seperti nomor bus atau nama halte yang harus dituju), sementara mode ini sangat minim teks.
Karena tampilan visualnya sangat minim, fitur ini sangat bergantung pada petunjuk suara untuk memandu Anda. Jadi, intinya, fitur ini adalah upaya Google untuk memberikan solusi navigasi darurat yang super-hemat daya, meskipun dengan mengorbankan detail visual peta yang biasa Anda lihat.
