Proyek pembangunan jaringan kereta cepat yang menghubungkan Arab Saudi dan Qatar adalah bukti ambisi besar kedua negara. Namun, merealisasikan kereta yang melaju hingga 350 kilometer per jam di lingkungan gurun pasir ekstrem menuntut solusi teknik yang revolusioner. Teknisi dan insinyur harus mengatasi beberapa hambatan lingkungan yang unik dan brutal.
Hambatan teknis nomor satu di gurun adalah pasir. Pasir tidak hanya mengganggu, tetapi juga abrasif dan merusak. Butiran pasir yang dibawa angin kencang (badai pasir) bertindak seperti sandblasting (pengamplasan) terus-menerus. Hal ini merusak kaca jendela, lapisan pelindung pesawat, dan yang paling kritis, komponen mesin kereta, bogie (roda), dan kabel sinyal. Komponen harus dirancang dengan sealing yang ekstrem dan material yang sangat keras.
Terobosan Integrasi Teluk: Arab Saudi dan Qatar Sepakati Proyek Jaringan Kereta Cepat
Akumulasi pasir di atas rel dapat menyebabkan gesekan yang tidak terduga, yang dapat mengganggu adhesion (daya rekat roda pada rel), memicu wheel slip, dan berpotensi menyebabkan gangguan pengereman darurat.
Suhu di gurun dapat mencapai 50 derajat celcius pada siang hari, dan perbedaan suhu antara siang dan malam sangat ekstrem. Fluktuasi suhu yang besar menyebabkan rel baja mengalami ekspansi dan kontraksi yang signifikan. Jika tidak dihitung dengan cermat, hal ini dapat menyebabkan lenturan atau deformasi jalur kereta (rail buckling), yang sangat berbahaya pada kecepatan tinggi.
Sistem kereta cepat (seperti motor, power electronics, dan air conditioning untuk kabin) menghasilkan panas yang besar. Sistem pendingin harus mampu mengatasi panas internal dan panas eksternal lingkungan sekaligus, tanpa mengalami kegagalan fungsi.
Meskipun bukan masalah teknis rel, desain interior dan sistem HVAC (pemanas, ventilasi, dan AC) harus mampu menjaga suhu kabin tetap stabil dan nyaman, terisolasi dari suhu luar yang membakar.
Kereta cepat modern sangat bergantung pada sinyal dan komunikasi radio (GSM-R atau setara) untuk menjaga jarak aman antar kereta dan mengontrol kecepatan. Dataran luas gurun dan kondisi atmosfer tertentu dapat menyebabkan gangguan sinyal (fading atau multipath interference). Sistem komunikasi harus sangat andal dan redundan (berlapis) untuk memastikan komunikasi yang tidak terputus sepanjang jalur ribuan kilometer.
Membuat jalur kereta stabil di atas pasir dan tanah gurun yang kering dan gembur memerlukan teknik rekayasa sipil khusus. Untuk mencegah erosi angin dan air (saat hujan langka) mengikis fondasi rel, insinyur harus membangun lapisan dasar yang kokoh dan perlindungan samping yang memadai, seringkali menggunakan stabilisasi tanah atau beton pracetak.
Untuk mengatasi semua hambatan ini, proyek Arab Saudi-Qatar dipastikan menggunakan teknologi dan bahan bersertifikat dari Jerman atau Perancis, yang telah terbukti andal dalam kondisi panas, seperti yang digunakan pada proyek kereta cepat Haramain (Mekkah-Madinah).
“Mauritania Railway” – Jalur Kereta Ekstrem yang Belah Gersangnya Gurun Sahara
