Siapa yang tak kenal dengan Stasiun Cianjur. Ya, stasiun yang digadang-gadang sebentar lagi akan menjadi stasiun perhentian terakhir kereta api wisata Jaka Lalana ini ternyata menyimpan sejarah yang melegenda. Selain berada di jalur tertua yang menghubungkan Jakarta – Bandung, Stasiun Cianjur juga merupakan bangunan cagar budaya yang dipertahankan keasliannya hingga saat ini.
Pembangunan jalur kereta api di wilayah ini dimulai pada era kolonial, menghubungkan Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung pada akhir abad ke-19. Jalur kereta api pertama di Cianjur dibangun oleh pemerintah kolonial sekitar tahun 1879.
Jalur ini dirancang untuk memperkuat konektivitas antara kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bogor dan Bandung. Meskipun jalur kereta api mulai dibangun pada 1879, stasiun Cianjur baru resmi beroperasi pada 10 Mei 1882.
Jalur kereta pertama yang dioperasikan menghubungkan Bogor dengan Jakarta, kemudian dilanjutkan ke Sukabumi, Cianjur, dan akhirnya Bandung. Jalur kereta api ini dibangun untuk menghubungkan kota-kota penting seperti Batavia (sekarang Jakarta) dan Bandung, yang memainkan peran strategis di masa kolonial. Nah, Stasiun Cianjur sendiri juga menjadi pusat distribusi barang kebutuhan pokok yang diambil dari kota-kota besar, seperti garam dan komoditas lainnya.
Stasiun Cianjur yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di tahun 1882 ini diresmikan pada 10 Mei 1883 bersamaan dengan pembukaan jalur kereta Sukabumi-Cianjur. Stasiun Cianjur awalnya memiliki enam jalur, termasuk jalur menuju gudang di seberang stasiun. Karena sebagian besar kereta api lintas Jakarta–Bandung beroperasi melalui jalur Cikampek – Padalarang, maka jumlah jalur di stasiun ini berkurang menjadi tiga karena lalu lintas yang lengang.
Keunikan stasiun ini juga ada pada suara bel kedatangan kereta api. Yaitu berupa diputarnya 3 lagu daerah yakni “Manuk Dadali”, “Karatagan Pahlawan” dan “Ayun Ayun Ambing”. Selain itu stasiun ini menjadi saksi bisu melayani beberapa kereta api yang melintas dari dulu hingga kini.
Stasiun Cianjur dahulu melayani Kereta Api Cianjuran dengan rute Padalarang–Cianjur. Namun, pengoperasian kereta api tersebut dihentikan pada 2013 karena kereta api lokal tersebut tidak ada kontrak PSO antara PT KAI dan Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Kemudian ada juga Kereta Api Siliwangi yang beroperasi mulai 8 Februari 2014 lintas Sukabumi – Cianjur. Kala itu Kereta Api Siliwangi terus melayani penumpang hingga Stasiun Cianjur. Namun pada 21 September 2020, Kereta Api Siliwangi akhirnya melayani jurusan baru yaitu jurusan Sukabumi – Cianjur dan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Stasiun Cipatat menjadi stasiun terakhir perjalanan Kereta Api Siliwangi yang hanya memiliki 2 jalur.
Warga Cianjur Antusias dengan Kehadiran Kereta Api yang Terhubung Langsung ke Jakarta
