Bus tronton? Bus besar seukuran kontainer atau apa ya? Ternyata bus ini memang memiliki ukuran yang lebih besar dari biasanya. Di mana merujuk pada istilah kendaraan tiga axle atau sumbu. Bahkan ukurannya lebih panjang 1,5 dibanding bus reguler.
Baca juga: Double Decker, Kompetisi Baru di Layanan Bus AKAP
Tak hanya itu, bus tronton juga bisa mengadopsi berbagai jenis bus dari bodi high decker hingga double decker. Dikutip KabarPenumpang.com dari detik.com, bus tronton memiliki sumbu atau gandar yang lebih banyak dan dimensi yang lebih panjang serta bisa dibuat lebih tinggi.
Sasis tronton juga punya keunggulan lain, yakni fleksibilitas dalam mengadopsi berbagai platform bodi, mulai dari bodi high decker seperti XHD (Xtra High Decker) atau UHD (Ultra High Decker), hingga bus double decker alias bus tingkat. Keunggulan lain, bus tronton memiliki performa andal untuk melibas rute tol panjang seperti tol Trans Jawa.
Bus tronton juga bisa menampung penumpang dan barang yang lebih banyak. Bahkan memiliki kapasitas mesin antara 11 ribu cc hingga 13 ribu cc. Memiliki tiga sumbu roda dan jumlah ban delapan dengan konfigurasi 1.1, 2.2, 1.1, ban bus trontong paling belakang berfungsi menopang sasis dan membantu proses manuver.
Jadi ini berfungsi sebagai penopang mesin, karena sasisnya lebih panjang dan (ban) paling belakang ini bisa bergerak untuk menjadi kemudi. Sehingga saat roda depan belok kiri, maka roda belakang akan mengikuti radiusnya bergerak ke kanan dan bisa meminimalisir radius putar.
Ada beberapa operator yang menggunakan bus jenis tronton ini yakni TransJakarta, perusahaan otobus antar kota antar provinsi. Hingga saat ini empat merek bus tronton yang dijual di Indonesia ada Mercedes-Benz OC 500 RF 2542, Scania K410iB, Volvo B11R dan MAN R37. Sedangkan karoseri yang membuat bodi untuk sasis bus tronton salah satunya adalah Laksana.
Dengan bodi yang lebih besar, harga bus tronton tidaklah murah dan bisa mencapai Rp4 miliar tergantung spesifikasi dan jenis bodi yang digunakan. Nyatanya bukan hanya bodi, kursi dan pendinginnya pun tak kalah mahal yang mana jok per buahnya mencapai harga Rp7 juta.
Di Indonesia, bus dengan tiga axle atau sumbu kerap disebut sebagai bus tronton. Padahal istilah tersebut sebenarnya keliru. Bus tiga axle lebih tepat disebut sebagai bus trintin. Istilah internasional bus tronton itu disebut sebagai twin axle karena gandar belakangnya ganda, sumbunya dua di belakang. Namun secara teknis itu adalah triple axle atau bus tiga sumbu.
Kendaraan tronton sendiri sebenarnya juga memiliki tiga sumbu seperti bus trintin. Bedanya, tiga sumbu tronton memiliki total roda 10 buah, dengan konfigurasi 1.1, 2.2, dan 2.2. Ini lazim ditemui pada kendaraan panjang seperti truk kontainer.
Baca juga: Agar Aman dan Nyaman Menggunakan Bus Malam, Tips Ini Layak Jadi Rujukan
Sementara pada bus tiga axle yang beredar di Indonesia, umumnya dibekali roda sebanyak 8 buah, dengan konfigurasi 1.1, 2.2, dan 1.1. Roda paling belakang bisa dibelokkan untuk membantu bus trintin bermanuver, dengan cara meminimalisasi radius putar.