Kilas balik ke 26 September 1997, sebuah pesawat Garuda Indonesia jatuh di Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara beberapa saat sebelum pesawat nahas tersebut mendarat di Bandara Polonia, Medan.
Baca Juga: Ada DC-9 Berlivery Klasik di Hanggar Garuda Maintenance Facility, Buat Apa Ya?
Salah satu catatan kelam maskapai plat merah ini menewaskan semua orang yang ada di dalam penerbangan GA152 ini – 222 penumpang, dan 12 awak kabin. Kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan pihak ATC Bandara Polonia dalam mengarahkan pesawat GA152 sampai-sampai dikategorikan sebagai yang paling parah dalam sejarah penerbangan di Republik ini.
Sekedar mengingatkan, adapun armada Garuda Indonesia yang digunakan ketika peristiwa nahas ini terjadi adalah Airbus A300B4 – yang merupakan penyempurnaan dari keluarga A300 sebelumnya. Nah, ternyata ada banyak cerita terselip dari armada yang pertama kali mengudara pada 28 Oktober 1972 ini. Dilansir KabarPenumpang.com dari sejumlah laman sumber ini, Airbus A300 ini merupakan pesawat wide body pertama yang menggunakan mesin ganda di dunia.
Selain menyandang gelar di atas, Airbus A300 juga merupakan pelopor dari sistem two-men cockpit crew (pilot dan co-pilot) yang diterapkan hingga detik ini. Sebelumnya, ruang kokpit diisi oleh tiga orang, yaitu pilot, co-pilot, dan flight engineer. Airbus A300 sendiri memiliki lima varian dan beberapa diantaranya pernah digunakan oleh Garuda Indonesia sebagai armada andalannya – salah satunya adalah Airbus A300B4.
Bergabungnya Airbus A300B4 ke tubuh Garuda Indonesia ini sendiri terjadi manakala Flag Carrier Indonesia ini tengah berada di bawah pimpinan Wiweko Soepono. Tepatnya pada tahun 1982, Garuda Indonesia merupakan maskapai pertama yang menggunakan armada Airbus A300B4-600 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit). Dan lebih kerennya lagi, penggunaan sistem FFCC ini merupakan salah satu ide yang dilontarkan langsung oleh Wiweko kepada pihak Airbus, lho!
Dua tahun berselang, Garuda Indonesia sudah ‘mengoleksi’ beragam jenis pesawat yang digunakan sebagai ujung tombaknya dalam menjalankan bisnis di dunia aviasi – Boeing 747-200, McDonnell Douglas DC-9, McDonnell Douglas DC-10, Airbus A300B4, dan Fokker F-28. Sebagai informasi tambahan, ke-22 unit Airbus A300B4 yang kala itu digunakan oleh Garuda Indonesia masih menggunakan livery strip orange kemerah-merahan khas Garuda Indonesia tempo doeloe.
Baca juga: Wiweko Soepono – Bapak ‘Two-Men Cockpit’ yang Sarat Pengalaman di Dunia Dirgantara
Setelah mengabdi selama kurang lebih 20 tahun lamanya, akhirnya Garuda Indonesia mulai mengganti armada Airbus A300B4 dengan armada lain yang lebih fresh guna menunjang pengoperasiannya – dan Airbus A300B4 menjadi salah satu armada yang paling lama digunakan oleh Garuda Indonesia dibanding mantan-mantan armada lainnya seperti Fokker, Lockheed, Convair, dan De Havilland Heron.