Rail Clinic merupakan kereta yang diperuntukan seperti klinik biasa namun dijalankan dengan Kereta Rel Diesel (KRD). Dengan dua gerbong yang dilengkapi dengan lampu, sirene dan tanda palang merah seperti yang ada di ambulans. Namun, kereta ini sangat berbeda isinya dengan kereta regular.
Dalam kereta regular biasanya terdapat bangku-bangku untuk penumpang, sedangkan dalam Rail Clinic ini Anda akan menemukan perlengkapan medis sesuai dengan fungsi ruangannya. Dikutip dari kompas.com, rancangan ruangan ini adalah hasil ide dari Clarissa Sukmoro anak dari Edi Sukmoro. Pada kedua gerbong ini, PT KAI membagi setiap gerbongnya sesuai kebutuhan medis. Di gerbong pertama, seluruh tindakan medis dari pelayanan darurat yang meliputi bantuan hidup dasar atau CPR, alat monitoring pasien, alat kejut jantung, tindakan minor, rekam jantung hingga penangan khusus dapat dilakukan. Bisa dikatakan gerbong pertama ini diperuntukkan untuk Unit Gawat Darurat (UGD).
![tempo.co](http://kabarpenumpang.com/wp-content/uploads/2017/03/463291_620-300x171.jpg)
Pada gerbong pertama ini juga, PT KAI membagi menjadi tiga bagian lain yakni ruang monitoring dokter, ruang tindakan, pemeriksaan gigi dan laboratorium. Pada gerbong kedua, dilengkapi dengan ruang pemeriksan ibu hamil dan bersalin, ruang menyusui, ruang pemeriksaan umum dan ruang farmasi.
Di dalam Rail Clinic, ruang untuk bersalin memiliki ukuran 2×3 meter dan dilengkapi peralatan bersalin yang lengkap. Dokter yang ada di dalam ruang bersalin ini ada satu dokter kandungan dengan dua orang bidan untuk menangani persalinan.
Sebenarnya, PT KAI membuat Rail Clinic ini untuk membantu masyarakat kurang mampu yang kesulitan mengakses pelayanan kesehatan. Selain itu dengan adanya Rail Clinic ini, nantinya bisa membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak bisa terjangkau kendaraan bermotor atau wilayah bencana alam.
Rail Clinic resmi beroperasi pada tahun 2015 lalu untuk wilayah Pulau Jawa. Tak hanya itu, saat ini gerbong kereta untuk Rail Clinic baru beroperasi dua gerbong, kedepannya selain menambah pada wilayah Sumatera, pihak PT KAI juga akan ditarik 4 gerbong dengan gerbong ketiga untuk kereta penolong.
![kaorinusantara.or.id](http://kabarpenumpang.com/wp-content/uploads/2017/03/14939582_1227055767374309_8652732204755281708_o-768x512-300x200.jpg)
Saat ini, untuk Divre 4 Tanjung Karang, Bandar Lampung Rail Clinic sudah mulai beroperasi sejak awal Februari 2017. Dalam penanganannya Rail Clinic Divre 4, membatasi 200 pasien saja setiap harinya. Untuk Divre 4 ini, PT KAI pun membuat gerbong pelayanan kesehatan tak berbeda jauh dengan di wilayah Daop di Pulau Jawa, hanya saja ada penambahan pemeriksaan mata. Untuk awal, Rail Clinic di Divre 4 ini menangani daerah Bekri dan selanjutnya Sukamenanti. Sedangkan di Pulau jawa, Rail Clinic telah menangani daerah Jawa Tengah, tepatnya di stasiun Wojo, Bagelen, Purworejo dan rute Yogyakarta-Madiun (PP).
Rail Clinic milik PT KAI dibangun dari basis kereta rel diesel bekas yang disulap menjadi klinik berjalan. Dibangun dari KRD bekas MCW 302 yang tersimpan di Bali Yasa Yogyakarta dan interior dalamnya diubah menjadi sebuah klinik untuk dioperasikan bagi masyarakat tidak mampu sekitaran rel kereta baik di Pulau Jawa maupun Sumatera. Ini adalah salah satu program CSR (Corporate Social Resposibility) PT KAI dengan menggratiskan segala biaya pengobatan di Rail Clinic. Dikutip dari Wikipedia, Rail Clinic milik PT KAI ini telah mendapat rekor MURI sebagai kereta klinik pertama di Indonesia.
Rail Clinic ini memiliki dua versi dengan versi I memiliki tutup semboyan berbentuk kupu-kupu pada kaca kabin mesin dengan strip depan berwarna biru, logo Railclinic pada strip depan dan livery “Kesepakatan”degan kontur airline dan beroperasi di daerah Jawa. Untuk versi II dan III tidak menyiskan tutup semboyan, karena dulu menggunakan KRD ekonomi Bumi Geulis, pada versi II dan III ini, menggunakan strip berwarna hijau, logo Rail Clinic diatas kaca kabin masinis dan livery “Kesepakatan” tanpa kontur airline dan akan beroperasi di Divre I dan III.