Bandara-bandara di Eropa dilaporkan bakal menggelar tes corona supercepat buatan Israel. Alat tes virus Corona (Covid-19) dengan memakai sampel air liur dipastikan bakal menjadi andalan baru bandara setelah ICTS Europe, raksasa keamanan bandara yang memegang kendali di 120 bandara di 23 negara.
Baca juga: Canggih! Italia Jadi yang Pertama Gunakan Helm Thermal Scanning di Bandara
Dilansir timesofisrael.com, untuk tahap awal, alat tes Corona supercepat dari Israel dengan memakai sampel air liur ini bakal diujicoba di dua bandara Eropa -tak disebutkan dengan jelas bandara mana saja- sebagai proyek percontohan selama beberapa hari atau pekan.
Dalam proses uji coba, setiap penumpang diharuskan untuk berkumur 10 ml dengan obat khusus dan meludah ke dalam vial (benda penampung cairan, bubuk, atau tablet farmasi). Hasilnya kemudian diperiksa dengan perangkat spektral kecil yang secara sederhana, menyinari spesimen dan menganalisis reaksinya untuk melihat apakah konsisten dengan virus Corona Covid-19. Hanya dalam tempo satu detik, hasil tes sudah bisa didapat.
Dalam proses uji coba alat tes Corona supercepat Israel, bila hasilnya positif penumpang akan menjalankan tes swab.

Alat tes corona yang dikembangkan bersama Assoolin Newsight dengan Sheba Medical Center lewat perusahaan patungan Virusight Diagnostic ini, diklaim menunjukkan tingkat keberhasilan 95 persen, jauh lebih akurat dibanding alat rapid test buatan Cina yang hanya diangka 30-an persen. Hal itu dimungkinkan mengingat alat deteksi virus corona bernama SpectraLIT ini diciptakan berbasis kecerdasan buatan atau AI.
Menariknya, berbeda dengan tes swab atau PCR yang membutuhkan waktu agak lama dan melibatkan profesional medis, alat tes corona supercepat Israel tak membutuhkan itu (keterlibatan profesional medis).
Sebab, teknologi AI sudah otomatis mendeteksi keberadaan virus Corona dari air liur tadi melalui sebuah sensor. Dengan begitu, siapapun dapat mengoperasikan alat tes ini. Selain itu, harga per satu alat tes Corona buatan Israel itu juga terbilang murah, mencapai di bawah Rp4.000. Adapun keseluruhan perangkat peralatan ditaksir kurang dari US$200 atau sekitar Rp2.968.000.
Baca juga: Berkat Check-in Tanpa Sentuhan, Changi Dinobatkan Jadi Bandara Teraman di Dunia
Oren Sapir, presiden sekaligus CEO ICTS Europe, mengatakan, “Karena pembatasan perjalanan secara bertahap dicabut, inovasi dan teknologi akan terus menjadi pusat pemulihan industri, dan karenanya kami bangga dan sangat senang dapat bekerja sama dengan Virusight untuk memaksimalkan SpectraLIT.”
Sementara itu, ketua tim pengembangan alat tes corona supercepat SpectraLIT, Eli Assoolin, optimis dalam beberapa bulan ke depan alat tes Covid-19 bakal digunakan oleh banyak orang. “Kami pikir solusi kami akan menjadi solusi de facto untuk perjalanan udara,” jelasnya.