Monday, January 13, 2025
HomeAnalisa AngkutanBalas Sanksi Barat, Irkut Tendang Mesin Pratt & Whitney dari Pesawat MC-21

Balas Sanksi Barat, Irkut Tendang Mesin Pratt & Whitney dari Pesawat MC-21

Buntut dari perang Rusia dan Ukraina serta serangkaian sanksi Barat terhadap Rusia, Rosaviatsia, Adminstrasi Penerbangan Fenderal Rusia, mengumumkan Irkut MC-21 hanya akan tersedia dengan mesin Aviadvigatel PD-14 buatan perusahaan dalam negeri United Engine Corporation (UEC). Sebelumnya, MC-21 tersedia opsi mesin Pratt & Whitney PW1000G buatan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Boeing 737 MAX ‘Tumbang’, Rusia Tantang Airbus A320neo Lewat MC-21

Invasi Rusia ke Ukraina mengundang sanksi ekonomi bertubi-tubi dari sekutu yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Di sektor dirgantara, sanksi meliputi hengkangnya Airbus-Boeing dalam memasok suku cadang dan dukungan teknis terhadap produk-produk mereka di Rusia. Selain itu, dua produsen pesawat terbesar di dunia itu juga batal mengirim pesawat baru dengan jumlah yang tak sedikit.

Dilansir The Guardian, sebanyak 332 pesawat Boeing dan 304 Airbus saat ini terdaftar dalam barisan armada maskapai-maskapai Rusia.

Meski pasokan suku cadang, perawatan, dan dukungan teknis untuk semua pesawat tersebut untuk sementara waktu di-stop Airbus-Boeing, namun, beberapa analis menduga itu tidak akan berdampak pada operasional maskapai dalam waktu dekat. Tentu dengan catatan, tidak ada kerusakan yang berarti.

Selain memaksimalkan pesawat Barat yang masih tersisa untuk penerbangan dalam negeri, Rusia juga mulai mendorong penuh produksi pesawat dalam negeri secara massal. Awal April lalu, salah satu BUMN dirgantara Negeri Beruang Merah, UAC, mengumumkan produksi massal pesawat Tu-214 untuk menggantikan narrowbody Boeing-Airbus.

Narrowbody buatan perusahaan dalam negeri Rusia lainnya juga digenjot, termasuk Irkut MC-21. Meski diembargo oleh Barat, namun, kemandirian sektor dirgantara Rusia tetap membuat progres terkait pengembangan MC-21. Terbukti, meski mesin tidak lagi dipasok Barat, mesin buatan dalam negeri siap menggantikan.

“Tak lama setelah dimulainya operasi militer di Ukraina, Barat menghentikan pengiriman avionik dan mesin aero untuk jenis pesawat terbaru kami. Oleh karena itu, kami perlu mempercepat upaya substitusi impor untuk menghasilkan item vendor utama secara lokal,” kata Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov, seperti dikutip dari AIN Online.

Selain memaksimalkan potensi perusahaan dalam negeri, Borisov juga mengungkapkan pihaknya mencari alternatif impor suku cadang dan avionik ke negara-negara yang belum memberlakukan sanksi, seperti Cina, India, Brasil, dan beberapa negara Timur Tengah.

Saat ini, MC-21-310 disebut akan diganti 20 persen komponennya dengan komponen dari negara-negara tersebut. Adapun MC-21-300 mencapai 40-50 persen komponen yang harus diganti dari sebelumnya menggunakan produk-produk Barat menjadi produk-produk negara yang bersahabat dengan Rusia.

Baca juga: Kenapa Sayap Komposit Irkut MC-21 Buatan Rusia Jadi yang Pertama di Dunia?

Miliaran Rubel sudah dikeluarkan UAC untuk mempercepat produksi massal MC-21. Bila tak ada aral melintang, produksi pesawat pertama Irkut MC-21 akan rampung pada dua – tiga tahun mendatang.

Meski begitu, Rosaviatsia menyebut akhir musim panas tahun ini, dua pesawat MC-21-300 akan memasuki layanan bersama maskapai, salah satunya Rossiya Russian Airlines. Namun, bukan untuk beroperasi secara komersial mengangkut penumpang, melainkan uji coba untuk pilot dan pramugari.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru