Sunday, September 24, 2023
HomeBasis AplikasiBanyak Kasus Pelecehan, Inikah Momen Taksi Online Perketat Penerimaan Pengemudi?

Banyak Kasus Pelecehan, Inikah Momen Taksi Online Perketat Penerimaan Pengemudi?

Grab Malaysia kini tengah dirundung masalah setelah salah satu pengemudinya dicurigai memperkosa penumpang. Sontak, pemberitaan ini menjadi ramai di media Malaysia terlebih setelah pihak kepolisian menerima laporan dari korban yang mengaku diperkosa oleh sang pengemudi pada hari Minggu dini hari sekitar pukul 04.00 waktu setempat di daerah Seri Kembangan, Selangor. Menanggapi laporan tersebut, polisi langsung menciduk pelaku, enam hari setelah menerima laporan.

Baca Juga: Uber Punya Fitur Peringkat Untuk Pengguna dari Pengemudi

Berdasarkan data yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman techcrunch.com, Senin (12/6/2017) kemarin, pihak kepolisian menyebutkan korban tidak melakukan perlawanan akibat tengah dalam kondisi mabuk. Pengemudi tersebut merupakan bagian dari layanan mobil pribadi GrabCar, yang sebanding dengan Uber X (layanan antar-jemput menggunakan mobil dengan tarif lebih terjangkau). Masih dari sumber yang sama, pihak Grab mengkonfirmasi telah menghapus pengemudi berusia 30 tahun tersebut dari pekerjaannya. Lebih lanjut, pihak Grab bekerja sama dengan kepolisian setempat akan memberikan dukungan kepada korban dan keluarganya.

Melihat ke belakang, tepatnya pada 5 Desember 2014 silam, seorang pengemudi Uber di India terpaksa diperkarakan oleh pihak yang berwenang setelah dirinya memperkosa penumpangnya. Kejadian berawal ketika seorang wanita yang bekerja dibidang keuangan baru saja menyelesaikan makan malamnya di sebuah restoran. Karena kelelahan, wanita berusia 26 tahun tersebut lalu terlelap dan alangkah kagetnya ketika tersadar dari tidurnya, ia berada di bagian terpencil dari kota. Menurut pemeriksaan medis, wanita tersebut mengalami pemerkosaan ketika sedang tertidur. Tak lama berselang dari pembeberan fakta medis tersebut, pihak kepolisian berhasil menggiring seorang yang dicurigai sebagai pelaku ke kantor polisi.

Belum lagi dari dalam negeri, tidak sedikit kasus pelecehan seksual yang diterima oleh para penumpang. Walaupun tidak semuanya secara fisik, namun pelecehan seksual melalui perantara virtual pun cukup memberikan tamparan kepada para korbannya sehingga mereka terkesan kapok untuk menggunakan jasa antar-jemput berbasis aplikasi tersebut. Seorang pelajar SMP berusia 12 tahun merupakan salah satu korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum pengemudi taksi online. Kejadian ini terjadi pada pertengahan bulan Mei 2017 kemarin.

Baca Juga: Uber Menghilang di Kota Malang

Ia mendapatkan beberapa pesan melalui Whatsapp dari sang pengemudi yang mencoba untuk menggoda dan menanyakan hal-hal di luar batas. Ternyata, sebelum berpisah dengan korbannya pun si pengemudi sudah mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan tidak senonoh. Korban yang masih di bawah umur tersebut lalu ketakutan hingga trauma untuk menaiki jasa transportasi online kembali. Keluarga yang kebingungan karena salah satu anggotanya dilecehkan lalu melaporkan tindakan tersebut kepada kantor Uber, namun tanggapan Uber tidak memberikan solusi yang signifikan. Sepakat, akhirnya keluarga menghubungi polisi dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mencokok pengemudi cabul tersebut untuk diinterogasi.

Banyaknya kasus pelecehan yang terjadi  di moda transportasi online membuat para petinggi murka karena dengan adanya pengemudi mesum seperti itu, maka pendapatan mereka semakin menurun karena kurangnya minat masyarakat untuk menggunakan jasa tersebut. Selain itu, banyak driver Uber memang disinyalir bermasalah karena proses seleksi tidak begitu ketat. Tapi belakangan pihak Uber mengklaim akan lebih selektif dalam perekrutan supir atau pengemudi yang mereka pekerjakan. Mungkin ini merupakan cerita kecil dari banyak kasus pelecehan yang terjadi di luar sana.

Diberbagai negara taksi Uber sedang mengalami kontroversi karena tidak mengantongi izin operasi. Banyak pengemudi Uber memang disinyalir bermasalah karena proses penerimaan tidak begitu ketat. Tapi belakangan pihak Uber mengklaim akan lebih selektif dalam pengrekrutan supir atau pengemudi yang mereka pekerjakan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru