Bila Stasiun Merak di Cilegon, Banten, berada di paling ujung barat Pulau Jawa, maka Stasiun Banyuwangi Baru di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, adalah stasiun kereta api yang secara geografis berada di paling ujung timur Pulau Jawa. Selain kedua stasiun lokasinya tak jauh dari dermaga, uniknya kedua stasiun ini terkait dengan layanan kapal ferry.
Baca juga: Stasiun Merak, Pilihan Integrasi Lintas Moda Penumpang Kapal Ferry
Seperti Stasiun Merak yang lokasinya berada area dalam Pelabuhan Merak, punya jalur integrasi langsung antara penumpang kereta dan kapal ferry, begitu pun sebaliknya. Sedikt beda dengan Stasiun Banyuwangi Baru, lokasi stasiun ini tidak berada di dalam area pelabuhan Ketapang, namun jaraknya sangat dekat dan dapat dicapai dengan berjalan kaki dalam waktu singkat, lantaran jaraknya hanya 200 meter. Sehingga penumpang kereta yang ingin melanjutkan perjalanan ke dermaga ferry dapat dimudahkan.
Stasiun Banyuwangi Baru sendiri masuk dalam sepuluh stasiun yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Stasiun ini merupakan stasiun paling timur di Daerah Operasional IX Jember dan juga menjadi stasiun ujung paling timur Pulau Jawa. Terletak di ketinggian +7 meter, stasiun ini berada di desa Ketapang, kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur. Stasiun ini masih aktif dan menggantikan stasiun Banyuwangi Lama yang berada di kota Banyuwangi.
Dilengkapi dengan sub dipo lokomotif dan dipo kereta yang terletak di sebelah utara untuk menyimpan dan merawat kereta api khususnya milik Daop IX itu sendiri. Kereta yang melintas di Banyuwangi Baru sendiri melintas kereta api kelas campuran yakni, bisnis, eksekutif dan ekonomi AC.
Stasiun ini merupakan stasiun kereta api kelas besar dan mulai beroperasi tahun 1985. Beberapa waktu lalu, KabarPenumpang.com sempat menyambangi stasiun Banyuwangi Baru ini sebelum menyeberang ke Bali dengan menggunakan kapal ferry dari pelabuhan Ketapang.
Saat berkunjung meski masih subuh, stasiun Banyuwangi Baru bersih dan nyaman. Terkadang stasiun ini sering disebut dengan Stasiun Ketapang karena letaknya dekat dengan pelabuhan yakni hanya 100 meter dan dekat dengan jalan besar. Sehingga untuk mencapai jalan raya dan pelabuhan, pelancong bisa berjalan kaki.
Namun, jika ingin cepat sampai bisa menggunakan becak maupun ojek yang mangkal disekitar stasiun, tarifnya pun hanya Rp10-15 ribu dan diantar tepat ke depan pintu masuk pelabuhan. Ternyata, stasiun yang memiliki enam jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus ini bukan hanya mengangkut penumpang.
Stasiun ini juga melayani angkutan barang yakni kereta api Semen Tiga Roda yang diberangkatkan dari stasiun Nambo. Kini KA tersebut menjadi KA menempuh jarak paling jauh di Indonesia yang sebelumnya KA Krakatau dari Merak menuju Blitar.
Baca juga: Gubeng, Angkut Hasil Bumi Hingga Serdadu Belanda, Inilah Stasiun Kebanggaan Arek Suroboyo!
Dengan adanya Stasiun Banyuwangi Baru, bagaimana korelasinya dengan trafik perjalanan ferry di Pelabuhan Ketapang? “Harus diakui pengaruh pasti ada, namun jumlahnya sangat kecil, mengingat jadwal perjalanan kererta ke stasiun tersebut tidak banyak, sehari hanya dua kali, pagi dan sore. Mungkin pengaruh trafik ke kami akan lebih besar jika jumlah jadwal keretanya ditambah,” ujar Elvi Yoza, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang-Gilimanuk kepada KabarPenumpang.