Penerbangan Boeing 737-800 MH2664 Malaysia Airlines nyaris membawa petaka. Pesawat yang terbang dengan rute Kuala Lumpur ke Tawau pada 3 April lalu, telah memberikan ketakutan bagi penumpangnya, betapa tidak, pesawat narrow body yang tengah menjadi sorotan akibat musibah China Eastern pada 21 Maret itu, sempat drop ketinggian secara drastis.
Baca juga: Gegara Pemanasan Global, Penumpang Pesawat Bakal Rasakan Turbulensi 3x Lipat
Dikutip dari Simpleflying.com, dilaporkan posisi ketinggian pesawat turun 7.000 kaki (2.100 meter) dalam hitungan detik. Akibat kepanikan penumpang, pilot yang berhasil menguasai pesawat, akhirnya mampu return to base ke Kuala Lumpur.
Menurut sebuah laporan di The New Straits Times, penerbangan Malaysia Airlines MH2664 sempat mengudara 30 menit ketika insiden itu terjadi. Seorang penumpang di dalamnya kemudian mengatakan di media sosial bahwa pesawat itu menukik 7.000 kaki dalam hitungan detik, menyebabkan beberapa penumpang “mengambang” dari kursi.
MH2264 take-off dari Kuala Lumpur (KUL) pukul 14:30 ke Tawau (TWU) di Sabah. Usia pesawat disebut belum terlalu tua, yakni baru beroperasi delapan tahun. Situs pelacak penerbangan RadarBox.com menunjukkan pesawat sedang melintas di atas Laut Cina Selatan pada ketinggian sekitar 30.000 kaki (9.144 meter) ketika terjadi penurunan mendadak. Hal tersebut menunjukkan terjadi penurunan sekitar 17.000 kaki (5.181 meter) yang memakan waktu sekitar 10 menit. Ini sesuai dengan komentar online dari penumpang, yang mengatakan pesawat itu “tidak stabil” selama sekitar 10 menit itu.
Sementara pihak Malaysia Airlines menyebut, bahwa penerbangan MH2664 dari Kuala Lumpur ke Tawau pada 3 April terpaksa return to base karena masalah teknis dengan pesawat, ditambah cuaca buruk dalam perjalanan. “Pesawat mendarat dengan selamat di Kuala Lumpur pada pukul 17:03.
Meski insiden di atas masih dalam investigasi, analisa awal menduga adanya fenomena air pockcet (kantong udara) sebagai penyebabnya. Kantong udara adalah daerah bertekanan rendah yang menyebabkan pesawat kehilangan ketinggian secara tiba-tiba. Kantong udara adalah bentuk lain dari turbulensi ekstrem, di mana aliran udara ke bawah menyebabkan pesawat jatuh secara tiba-tiba.
Baca juga: Enam Jenis Turbulensi Pesawat, Mana yang Paling Sering Terjadi?
Pesawat modern dibuat untuk menahan turbulensi ekstrem, tetapi penurunan tak terduga tidak menyenangkan bagi penumpang, terutama jika tidak dalam kondisi mengenakan sabuk keselamatan. Cedera (dan lebih jarang, kematian) terutama disebabkan oleh orang dan benda yang dilemparkan ke sekitar kabin.