Terkenal sebagai Queen of the Skies, Boeing 747 menjadi salah satu pesawat yang paling mudah untuk dikenali dari bagian depannya yang lebih menonjol ketimbang bagian belakangnya. Saking besarnya pesawat ini, pilot bahkan sampai-sampai tidak bisa melihat tanah di bawah dari kokpit. Namun stigma raksasa dari pesawat ini tidak akan Anda temui dari varian Boeing 747SP. Mungkin beberapa dari Anda belum mengetahui salah satu dari varian 747 ini, berikut penjelasannya!
Baca Juga: Inilah Fakta di Balik Berhentinya Produksi Boeing 747-8 Intercontinental
Boeing 747SP (yang merupakan singkatan dari Special Performance) merupakan pesawat yang ditujukan untuk melakoni penerbangan jarak jauh, dimana secara keseluruhan, pesawat jenis ini hampir sama persis dengan saudara kandungnya, Boeing 747-100 – hanya saja panjang pesawat yang lebih pendek, ukuran tailplane yang lebih besar, dan flap tepi yang terlihat lebih sederhana.
Jujur saja, pesawat ini terlihat lucu karena bentuknya yang terlihat sangat ‘gempal’, tapi jangan sepelekan performanya. Kendati bentuk fuselage dari Boeing 747SP ini lebih pendek dari varian lainnya (secara otomatis daya angkutnya juga akan lebih sedikit), namun ini merupakan keuntungan bagi si pesawat itu sendiri karena jarak tempuhnya akan jadi lebih jauh dan kecepatan yang relatif dapat ditingkatkan.
Sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, Boeing 747SP ini sendiri memiliki kapasitas hingga 276 penumpang dengan jarak tempuh maksimal hingga 10.800 km. Penerbangan perdana dari pesawat ini dilakukan pada 4 Juli 1975, dan pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 1976 dengan menggunakan livery maskapai asal Amerika, Pan Am.
Hadirnya Boeing 747SP ini di jagad aviasi global tidak lepas dari peran Pan Am dan Iran Air yang pada tahun 1973 meminta Boeing untuk bisa menghadirkan moda yang mampu mengoperasikan rute penerbangan jarak jauh dengan daya angkut yang cukup banyak kala itu. Pan Am rencananya akan mengoeprasikan penerbangan dengan rute New York – Timur Tengah, sedangkan Iran Air kala itu berencana untuk mengoperasikan rute Teheran – New York.
Baca Juga: Sepi Pesanan, Boeing 747 Beralih dari “Queen of the Skies” Jadi “Flying Truck”
Namun selayaknya pesawat lain yang mulai tergerus perkembangan teknologi, Boeing 747SP pun mau tidak mau harus merelakan tergusur oleh varian lain karena masalah bahan bakar. Ya, ukuran pesawat yang pada masanya tergolong cukup besar membuat pihak maskapai harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk mengoperasikan Boeing 747SP. Hadirnya pesawat lain dengan efisiensi bahan bakar yang lebih baik pada akhirnya membuat maskapai pengguna varian ini perlahan meninggalkan ‘si kekar’.
Pihak Boeing pun pada akhirnya tidak memenuhi ekspektasi produk yang kala itu berada di angka 200 unit, dan hanya mampu menjual 45 unit saja.