Bos Qantas, Alan Joyce, menyebut butuh tenaga dari sekitar 10 insinyur selama 4.500 jam kerja (dua bulan) untuk membuat satu Airbus A380 terbang dari Gurun Mojave ke fasilitas perawatan terdekat di Amerika Serikat. Usai dikirim ke fasilitas perawatan, pesawat di-maintenance selama sekitar 100 hari sebelum dinyatakan laik terbang bersama penumpang.
Baca juga: Sudah ‘Pensiun Dini’, Qantas Umumkan Airbus A380 Terbang Lagi Mulai 2022
Dalam pidato terbarunya di sesi makan siang bersama para kolega bisnis dan wartawan di Sydney, Senin lalu, Joyce mengungkapkan sejak pandemi Covd-19 menjangkiti seluruh dunia pada awal tahun 2020, pihaknya menggrounded seluruh armada A380 yang dimilikinya sebanyak 12 unit.
Perubahan strategi bisnis di masa mendatang juga membuat dua di antaranya dipensiunkan dini dan dihapus dari layanan.
Sedangkan 10 lainnya saat ini tengah bersiap menyambut datangnya libur Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru) yang besar kemugkinan akan ada peningkatan permintaan penerbangan.
Kemungkinan tersebut bukan isapan jempol belaka mengingat saat ini pandemi Covid-19 sudah mereda dan hampir berakhir, mendorong orang-orang di seluruh dunia bepergian setelah bertahun-tahun dilarang kemanapun di bawah aturan lockdown ketat.
Sayangnya, mengaktifkan 10 unit A380 bukan perkara mudah. Qantas harus merogoh kocek tak sedikit untuk membayar insinyur dan penggantian beberapa komponen penting yang fungsinya sudah menurun lantaran dua tahun di-grounded atau tidak beroperasi.
Joyce menyebut, untuk mengoperasikan kembali satu Airbus A380, butuh sekitar 10 insinyur selama dua bulan (4.500 jam kerja).
“Hanya untuk membangunkan A38O adalah 4.500 jam, atau dua bulan, tenaga kerja. Itu 10 insinyur yang bekerja selama dua bulan di Gurun Mojave – untuk satu pesawat,” jelasnya, seperti dikutip dari executivetraveller.com.
“Mereka mengganti semua 22 roda, 16 rem, menyingkirkan semua tabung oksigen dan alat pemadam kebakaran. Semua yang ada di dalam pesawat diganti,” tambahnya.
Setelah pesawat siap, itu tidak langsung dikirim ke Australia, melainkan harus dikirim ke fasilitas perawatan terdekat di Los Angeles atau fasiitas perawatan lainnya. Di sana, pesawat akan menjalani maintenance selama sekitar 100 hari.
“Pesawat itu dipasangi dongkrak di tengah gurun. Perlengkapannya diuji, mesin pesawat dijalankan di gurun untuk memastikan semuanya berfungsi. Itu hanya untuk keluar dari gurun ke Los Angeles atau ke fasilitas perawatan lain,” ujar Joyce.
Baca juga: Tidak Terbangkan Pesawat, Pilot Airbus A380 Qantas Kini Kemudikan Bus Reguler
“Ketika pesawat diterbangkan, sebagian besar pesawat kemudian menjalani perawatan 100 hari di atas itu,” tutupnya.
Setelah kembali menjalani penerbangan komersial, 10 A380 Qantas nantinya akan terus dioperasikan sampai tahun 2024 sebelum seluruhnya dipensiunkan.