Teknologi ionizer atau air purifying (pembersih udara) belakangan ngehits dan digunakan di berbagai ruangan, mobil, kantor, sekolah, dan sebagainya; termasuk ride hailing semisal GoCar, GrabCar, dan kendaraan umum lainnya.
Baca juga: Hadirkan Pembersih Udara di GoCar, GoJek Beri Kenyamanan Penumpang dan Pengemudi
Perangkat berteknologi itu disebut mampu membunuh bakteri, kuman, serta virus, dalam hal ini virus Corona (patogen SARS-CoV-2). Bahkan, itu juga digunakan di pesawat sebagai pengganti disinfeksi.
Tak percaya begitu saja, Boeing pun menguji dua alat berteknologi ionisasi (ionizer) dan air purifying (pembersih udara) buatan Global Plasma Solutions (GPS). Dua alat buatan GPS itu disebut mengandung teknologi needlepoint bipolar ionization yang diklaim efektif sampai 90 persen lebih membunuh patogen berbahaya, termasuk SARS-CoV-2 atau Covid-19.
Sejak September tahun lalu, Boeing membawa dua teknologi ionisasi itu ke banyak sekolah, yang sudah memanfaatkan perangkat berteknologi tersebut, untuk diuji efektivitasnya sebelum digunakan di pesawat-pesawat Boeing dan melindungi para penumpang.
Pengujian teknologi pembersih udara ini melibatkan virus aktif yang serupa dengan Covid-19 dan disebar ke dalam objek penelitian (ruangan sekolah). Sebelum itu, satu per satu perangkat teknologi ionizer atau air purifying (pembersih udara) GPS diaktifkan.
Perangkat tersebut kemudian memancarkan ion bermuatan oksigen aktif guna mematikan bakteri atau virus di udara. Perlu dicatat, Boeing tidak menguji efektivitas alatnya itu di udara, melainkan di permukaan saja.
Hasilnya, Boeing menemukan bahwa ionizer dan teknologi air purifying atau pembersih udara dengan ion aktif bermuatan oksigen tidak efektif mendisinfeksi ruangan dari kuman, bakteri, virus, dan patogen berbahaya; termasuk Covid-19.
Menurut Boeing, teknologi ionizer dan air purifying (pembersih udara) masih tidak lebih efektif dibanding teknologi disinfeksi lainnya, seperti menggunakan cairan disinfektan, sinar UV, termal, bahkan filter HEPA, yang ke semua itu diandalkan Boeing untuk mendisinfeksi pesawat-pesawatnya, bunyi laporan salon.com.
Kita tahu, dari berbagai penelitian, virus Corona dapat bertahan di udara selama tiga jam, empat jam di bahan tembaga, 24 jam di bahan kardus, 2-4 hari di permukaan plastik dan stainless, serta sembilan hari di permukaan logam dan kaca.
Temuan Boeing itu tentu berbanding terbalik dengan penelitian internal GPS. Disebutkan, dalam beberapa kali penelitian, teknologi ionizer dan pembersih udara miliknya terbukti membunuh 99,68 persen bakteri E. coli hanya dalam tempo 15 menit.
Baca juga: Keren, Boeing Sebar Virus Hidup di Pesawat untuk Uji Efektivitas Disinfeksi, Hasilnya Mencengangkan!
Disebutkan pula, bahwa teknologi tersebut berhasil membunuh patogen berbahaya baik di udara maupun di permukaan.
Atas temuan Boeing itu, seluruh perangkat berteknologi ionizer dan air purifying pun didesak oleh berbagai pihak untuk ditarik dari berbagai tempat, termasuk sekolah. Tak hanya itu, GPS juga dituntut oleh sejumlah pihak. Mereka diklaim telah mengelola ketakutan masyarakat untuk kepentingan bisnis dengan mengembangkan perangkat ionizer dan air purifier.