Diam-diam Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT memberikan solusi yang menjadi salah satu keinginan dari Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) almarhum Sardjono Jhony Tjitrokusumo.
Baca juga: Disorot Gegara Rentetan Kecelakaan, TransJakarta Ternyata Punya Deretan Sopir Cantik
Sebagai informasi, sebelum berpulang selamanya, pada bulan Juni lalu, almarhum Capt. Jhony -yang juga seorang pilot berpengalaman- sempat mengutarakan keinginannya mengadopsi sistem keselamatan dan keamanan TransJakarta ke level yang sama seperti yang dilakukan maskapai penerbangan.
“Semua yang baik itu (keinginan Capt. Jhony mengadopsi keselamatan dan keamanan di airline) kita rekomendasikan untuk dilakukan. Seperti masalah fit to work, itukan umum dilakukan di oil and gas, airline, maka itu kita juga kita minta untuk diterapkan di Transjakarta,” kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, saat ditanya KabarPenumpang.com mengenai kelanjutan dari program tersebut.
“Fit to work ini simpel, ditanya (sebelum bekerja) apakah kamu tadi malam tidur cukup. Apakah kamu tadi malam tidak begadang. Apakah kamu hari ini sehat tidak minum obat yang menyebabkan ngantuk,” tambahnya
“Ketika ditanya kita kan bisa melihat apakah matanya merah atau dia jawabnya ngelantur, berarti dia tidak fit untuk bekerja. Terus dia kalah matanya merah kita curigai maka dari itu kita minta untuk cek alkoholnya apakah dia mabuk atau tidak,” lanjutnya.
Selain itu, masih Soerjanto melanjutkan, kita juga memberikan rekomendasi lain yang berkenaan dengan adopsi sistem yang ada di airline, sebagaimana impian almarhum Capt. Jhonny, ke Transjakarta.
“Kalau di airline kan ada yang namanya crew resource management ini juga akan dilakukan di TransJakarta dengan nama driver resource management. Itu untuk men-coaching para pengemudi ini agar sabar, wise, bijak dalam mengemudi tidak emosi nah itu karena pekerjaannya monoton dan itu diperlukan coaching yang kita namakan driver resource management,” jelasnya.
“Itu juga satu implementasi dari dunia penerbangan yang sangat efektif. Di luar negeri driver resource management sudah ada. Ini mulai kita terapkan di TransJakarta,” tutupnya.
Dalam Konferensi Pers Evaluasi Aspek Keselamatan TransJakarta pasca kecelakaan beruntun, KNKT diketahui memberikan 11 rekomendasi dari empat aspek yang dievaluasi, mulai dari manajemen risiko Transjakarta, pemastian kelaikan armada, pemastian kesiapan awak, dan keselamatan/keamanan rute.
Baca juga: Lagi, TransJakarta Buka Kembali Empat Rute yang Ditutup Awal Pandemi
11 rekomendasi atau safety action tersebut meliputi, penerapan prosedur fit to work dan alkohol check, penugasan kembali petugas pembantu pengemudi, penugasan pengemudi langsir, dan perbaikan skema rencana operasional.
Kemudian, menyempurnakan sistem manajemen keselamatan TransJakarta, pelaksanaan risk journey, perbaikan dan peningkatan fasilitas istirahat bagi pengemudi, upgrading pengemudi, pemeriksaan random obat-obatan terlarang, larangan penggunaan telepon seluler, dan peningkatan supervisi di lapangan.