Tentu Anda masih ingat dengan eks Direktur Utama Garuda Indonesia, Wiweko Soepono yang menginisiasi two-men cockpit, bukan? Ya, sistem kokpit yang saat ini digunakan oleh kebanyakan armada menghilangkan satu bangku yang semula digunakan untuk seorang flight engineer. Menurut Wiweko, peran seorang flight engineer tidak dibutuhkan lagi ketika era digitalisasi mulai merambah sektor aviasi global.
Baca Juga: Wiweko Soepono – Bapak ‘Two-Men Cockpit’ yang Sarat Pengalaman di Dunia Dirgantara
Namun, tahukah Anda tugas dan peran dari seorang flight engineer yang dulu sempat menemai perjalanan pilot dan co-pilot di dalam kokpit? Dilansir KabarPenumpang.com dari laman usatoday.com, bangku untuk seorang flight engineer di ruang kokpit hanya dapat Anda temui di pesawat-pesawat model lama – sebelum pesawat menggunakan sistem perkomputeran yang canggih seperti saat ini.
Secara khusus, seorang flight engineer akan memperhatikan sejumlah aspek yang dapat menunjang pengoperasian sebuah pesawat, mulai dari sistem kelistrikan, bahan bakar, pneumatik (segala hal yang berhubungan dengan udara), hingga sistem hidrolik.
Layaknya seorang pilot, tidak bisa sembarang orang mengisi salah satu posisi krusial di dunia penerbangan jaman dulu ini. Dibutuhkan serangkaian pelatihan guna mengasah keahlian dan keterampilannya dalam memahai seluk beluk pesawat.
Selain memperhatikan sejumlah aspek di atas, seorang flight engineer juga harus melakukan beberapa kroscek sebelum pesawat mengudara – dimana itu bertujuan untuk memastikan apakah armada yang bersangkutan layak untuk mengudara atau tidak.
Namun sekarang jaman sudah berubah, dimana perkembangan teknologi sudah ‘memakan banyak korban’. Sistem komputerisasi yang sudah semakin kompleks saat ini memungkinkan teknologi mengambil alih tugas dari seorang flight engineer.
Momen pergeseran ini terjadi manakala Wiweko Soepono menilai komputer sudah bisa menjalani tugas yang dilakukan oleh seorang flight engineer.
Baca Juga: Ada Kisah Antara Wiweko Soepono dan Airbus A300B4 Garuda Indonesia
Di pesawat modern yang ada sekarang, tidak lagi ditemukan adanya bangku untuk seorang flight engineer di dalam ruang kokpit. Ini dikarenakan sistem komputer yang sudah bisa mengemban tugas yg sebelumnya dilakukan oleh flight engineer.