Friday, April 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanDirut Garuda Indonesia: "Tidak Ada PHK Massal di Tengah ‘Badai’ Virus...

Dirut Garuda Indonesia: “Tidak Ada PHK Massal di Tengah ‘Badai’ Virus Corona”

Virus corona belum ada tanda-tanda akan berakhir, justru terus semakin membesar. Akibatnya, maskapai global ramai-ramai melakukan sejumlah efisiensi, mulai dari mengurangi layanan, menutup atau mengurangi rute, merumahkan karyawan, meminta karyawan untuk dengan sukarela mengambil cuti tanpa dibayar, hingga mengurangi gaji. Semua itu dilakukan semata untuk tetap bertahan hidup di tengah terjangan ‘badai’ virus corona.

Baca juga: Dirut Garuda Tentang Imbas Corona: “Bukan Demand yang Menurun Tetapi Sentimen yang Meningkat”

Akan tetapi, bagi maskapai Garuda Indonesia, rupanya virus corona tak terlalu berarti banyak, khususnya terkait langkah-langkah inisiatif, sebagaimana yang dilakukan banyak maskapai dunia. Bila virus corona telah membuat Singapore Airlines, Qatar Airways, dan Etihad Airways, mengurangi rute penerbangan, menawarkan cuti tanpa dibayar, mengurangi layanan, merumahkan karyawan, hingga pengurangan gaji, Garuda Indonesia masih bisa selamat dari hal tersebut.

“Kita tidak pernah punya rencana untuk, misalnya merumahkan karyawan, mengurangi karyawan, maupun mengurangi gaji,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra kepada KabarPenumpang.com, Jumat, (6/3/22020)

Meskipun tak menampik bahwa secara bisnis Garuda Indonesia juga terdampak virus corona, lanjutnya, hal itu (maraknya pengurangan gaji ataupun pengurangan karyawan oleh maskapai global) terjadi karena posisi mereka sebagai maskapai penerbangan berbasis hub atau transit. Jadi, tak heran bila mereka mempunyai penerbangan hampir ke seluruh penjuru dunia. Hanya saja, di tengah terjangan virus corona, hal tersebut sangat membuat mereka kewalahan.

Garuda Indonesia. Foto: Instagram ari_setiawan.20

Sebaliknya, bagi Garuda Indonesia, tidak adanya rencana untuk melakukan efisiensi dengan melakukan pengurangan karyawan ataupun melakukan pengurangan gaji dikarenakan maskapai pelat merah tersebut mempunya basis penumpang domestik yang kuat. Oleh karenanya, selama banyak orang ingin bepergian dengan singkat lintas pulau, virus corona tak akan terlalu membuat Garuda kewalahan.

“Kita memang tidak sebesar mereka (Etihad, Singapore Airlines, Emirates, Qatar), tapi kita punya pasar domestik yang kuat, mereka tidak punya pasar domestik. Nah kalau pasar domestik ini, selama orang Sumatera boleh pindah ke Jawa, orang Jawa ke Kalimantan, kemana-mana bisa, tidak ada masalah kan?” tegas, mantan Country Manager Cisco Indonesia tersebut.

Baca juga: Inisiatif Respon Virus Corona Bersama Maskapai Lain, Dirut Garuda: Jangan-jangan Solusi Malah Memakan Salah Satu

Terkait virus corona, International Air Transport Association (IATA) atau Asosiasi Transportasi Udara Internasional sendiri memperkirakan, jika krisis virus tersebut sama dengan wabah SARS pada awal 2000-an silam hal itu sangat mungkin akan menyebabkan hilangnya pendapatan (profit loss) maskapai global tahun ini sebesar US$29 miliar atau Rp417 triliun atau turun sekitar 4,7 persen sepanjang 2020.

Selain itu, maskapai global juga sudah mulai bergerak untuk mencari inisiatif pembiayaan melalui leasing penerbangan di dunia, salah satunya Avolon Leases Aircraft. CEO leasing pesawat terbesar di dunia tersebut, Domhnal Slattery, mengatakan bahwa saat pihaknya mengaku sudah banyak dihubungi maskapai di dunia, khususnya dari Cina, untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan di tengah sepinya penerbangan akibat corona.

RELATED ARTICLES

9 COMMENTS

  1. Tapi berbeda dengan Garuda Indonesia, tidak ada rencana bagi Garuda Indonesia untuk melakukan efisiensi karena perusahaan ini mempunyai basis penumpang domestik yang kuat. Oleh karena itu virus corona tak terlalu membuat Garuda Indonesia kewalahan. Maraknya virus ini dapat menyebabkan hilangnya pendapatan (profit loss) maskapai global tahun ini sekitar 4,7 persen sepanjang 2020.

  2. maskapai global ramai ramai melakukan sejumlah efisiensi, mulai dari menguangi layanan, menutup atau mengurangi rute, merumahkan karyawan dan meminta karyawan untuk dengan sukarela mengambil cuti tanpa dibayar.

  3. Garuda tidak melakukan phk bagi para karyawannya berbeda dari maskapai pesaing lainya khususnya pesaing dari maskapai luar negri seperti Singapura airline, Qatar airways dll yang lebih memilih untuk mempkh para karyawannya yang disebabkan oleh maraknya atau tersebarnya virus Corona, dikarenakan Garuda Indonesia lebih mengutamakan rute domestik oleh sebab itu tidak memphk para karyawannya

  4. Kalau di liat dari pernyataan dari Dirut Garuda Indonesia yang menyatakan “kami tidak pernah punya rencana untuk, misalnya merumahkan karyawan, mengurangi karyawan, maupun mengurangi gaji” dapat di simpulkan bahwa Garuda Indonesia tidak mengambil pusing terkait virus corona yang telah masuk di Indonesia karena kalau dilihat dari basis bisnis Garuda Indonesia di Indonesia yaitu basis terbesar yg ada di Indonesia apalagi Garuda Indonesia adalah maskapai plat merah, sehingga Garuda Indonesia tidak akan pernah terpikir untuk merugikan karyawannya sendiri.

  5. Walaupun virus corona sedang marak menghantui masyarakat indonesia yang membuat masyarakat enggan keluar rumah apalagi melakukan penerbangan. Sudah banyak airlines yang besar seperti Singapore Airlines, Qatar Airways, Etihad Airways memberlakukan pengurangan rute penerbangan, pemotongan gaji karyawan, penerbatasan layanan. Garuda tetap melakukan aktivitas biasanya tidak memperdulikan virus corona yang sedang menyebar di Indonesia, mengapa garuda berani karena garuda yakin akan penumpang yang selalu melakukan penerbangan domestik tidak membuat garuda kewalahan tentang adanya kerugian akibat virus corona.

  6. Garuda indonesia tidak mebgambil langkah tersebut karena garuda indonesia tidak merasa langkah tersebut adalah langkah yang harus diambil karena garuda indonesia memiliki perjalanan atau penerbangan di indonesia sehingga kegiatan tersebut dapat mendukung pelaksanaan oprasional garuda indonesia seperti biasanya.

  7. Bagi maskapai Garuda Indonesia, virus corona tidak terlalu berarti banyak. Bagi Garuda Indonesia, tidak adanya rencana untuk melakukan efisiensi dengan melakukan pengurangan karyawan ataupun melakukan pengurangan gaji dikarenakan maskapai pelat merah tersebut mempunya basis penumpang domestik yang kuat. Intinya maskapai Garuda indonesia tidak mengambil pusing dengan adanya virus corona itu karena garuda mempunyai basis yang besar di indonesia.

  8. Virus corona belum ada tanda-tanda akan berakhir, justru terus semakin membesar. Akibatnya, maskapai global ramai-ramai melakukan sejumlah efisiensi, mulai dari mengurangi layanan, menutup atau mengurangi rute, merumahkan karyawan, meminta karyawan untuk dengan sukarela mengambil cuti tanpa dibayar, hingga mengurangi gaji.Akan tetapi, bagi maskapai Garuda Indonesia, rupanya virus corona tak terlalu berarti banyak, khususnya terkait langkah-langkah inisiatif, sebagaimana yang dilakukan banyak maskapai dunia.

    Bila virus corona telah membuat Singapore Airlines, Qatar Airways, dan Etihad Airways, mengurangi rute penerbangan, menawarkan cuti tanpa dibayar, mengurangi layanan, merumahkan karyawan, hingga pengurangan gaji, Garuda Indonesia masih bisa selamat dari hal tersebut.

  9. Menurut saya, maraknya virus corona di Indonesia banyak mengakibatkan maskapai globa mengurangi/menutup rute rute tertentu mengurangi rute penerbangan, menawarkan cuti tanpa dibayar, mengurangi layanan, merumahkan karyawan, hingga pengurangan gaji. Beda dengan maskapai Garuda Indonesia, Garuda Indonesia tidak pernah punya rencana untuk, misalnya merumahkan karyawan, mengurangi karyawan, maupun mengurangi gaji.Garuda Indonesia tidak mengambil pusing terkait wabah virus corona. Oleh karenanya, selama banyak orang ingin bepergian dengan singkat lintas pulau, virus corona tak akan terlalu membuat Garuda kewalahan.

- Advertisment -

Yang Terbaru