Thursday, November 27, 2025
HomeHot NewsDubai Metro: Efisiensi Transportasi Driverless dari Gurun ke Kota Global

Dubai Metro: Efisiensi Transportasi Driverless dari Gurun ke Kota Global

Dubai Metro adalah backbone dari sistem transportasi publik di Uni Emirat Arab, terkenal sebagai jaringan kereta metro tanpa masinis (driverless) terpanjang dan tersibuk di kawasan Timur Tengah. Dibangun sebagai respons terhadap kemacetan yang meningkat pesat, metro ini melambangkan lompatan Dubai menuju kota masa depan yang efisien dan berkelanjutan.

Proyek Dubai Metro diprakarsai oleh Otoritas Jalan dan Transportasi (RTA) Dubai pada pertengahan tahun 2000-an. Tujuan utamanya bukan hanya mengurangi kemacetan, tetapi juga mendukung visi Dubai sebagai pusat bisnis dan pariwisata global.

Pekerjaan konstruksi Dubai Metro dimulai pada tahun 2005. Dubai Metro dirancang sebagai sistem Automated Train Operation (ATO) atau tanpa masinis sepenuhnya, yang mengoptimalkan efisiensi dan mengurangi biaya tenaga kerja. Jaringan ini sebagian besar berada di atas tanah, menawarkan pemandangan kota yang spektakuler.

Jalur Merah (Red Line) diresmikan pada 09 September 2009 (09/09/09) oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, menandai dimulainya era baru transportasi massal di Dubai.

Saat ini, jaringan Dubai Metro terdiri dari dua jalur utama yang melayani kawasan lama dan kawasan modern di Dubai. Jalur Merah (Red Line) diresmikan tahun 2009, melintasi Dubai dari Timur Laut ke Barat Daya, sebagian besar mengikuti jalan raya Sheikh Zayed Road. Jalur ini merupakan jalur metro tanpa masinis terpanjang di dunia (sekitar 52 km). Stasiun ikonik pada jalur ini adalah Burj Khalifa/Dubai Mall, Mall of the Emirates, Dubai Marina, dan Bandara Internasional Dubai (DXB).

Jalur Hijau (Green Line) diresmikan tahun 2011, melayani area Dubai yang lebih tua, termasuk Deira dan Bur Dubai. Stasiun ikonik pada jalur ini adalah Al Ghubaiba (pusat transportasi air), Gold Souk, dan Creek.

Kedua jalur ini bertemu di dua stasiun transfer utama: Union dan BurJuman. Selain itu, pada tahun 2021, Red Line diperpanjang melalui Route 2020 untuk melayani kawasan Expo 2020.

Kereta yang digunakan di Dubai Metro dirancang untuk menghadapi kondisi iklim panas gurun, dengan mengedepankan efisiensi, kenyamanan, dan tampilan futuristik. Keretanya diproduksi oleh konsorsium kontraktor yang dipimpin oleh Mitsubishi Corporation, bersama Kinki Sharyo, Thales, dan Kajima.

Setiap rangkaian kereta terdiri dari lima gerbong, sementara kapasitas mampu menampung sekitar 643 penumpang per rangkaian kereta. Dubai Metro bukan hanya solusi kemacetan, tetapi juga tolok ukur global untuk integrasi teknologi mutakhir dalam transportasi massal perkotaan.

Hubungkan Abu Dhabi – Dubai dengan Kereta Cepat, Etihad Rail Mulai Layani Penumpang di Tahun 2026

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru