Bandara Ngloram saat ini tengah dalam reaktivasi dan ditargetkan selesai pada 2021. Bandara ini dibangun tahun 1978 dan beroperasi hingga 1984 lalu. Bandara Ngloram sendiri awalnya adalah aset Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Minyak dan Gas Bumi di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Baca juga: KRD Cepu Ekspres – Pernah Jadi Idola Transportasi Warga Blora
Kemudian dihibahkan pada Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara hingga akhirnya direaktivasi. Bandara Ngloram berada di Kecamatan Cepu, Jawa Tengah. KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, setelah direaktivasi, progresnya adalah sistem udara yang sudah memenuhi syarat dan kini berfokus pada gedung terminal penumpang yang sudah 90 persen.
Tak hanya terminal penumpang, akses jalan masuk menuju bandara juga akan dikebut dan dalam tahap penimbunan tanah. Bandara Ngloram terletak di daerah sekitar persawahan dan tak jauh dari Stasiun Kapuan sekitar 1,5 km dan sekitar 12 kilometer Stasiun Kereta Api di Kota Cepu.
Sebelum direaktivasi seperti saat ini, pada 2018, Bandara Ngloram pernah diperbaiki dan sekaligus dialihkan dari Kementerian ESDM ke Kemenhub untuk dijadikan bandara umum. Bandara tersebut memiliki landasan pacu sepanjang 1.500 meter, dengan lebar 30 meter karena dulu hanya dikhususkan untuk mendukung industri minyak dan gas di Cepu dan sekitarnya.
Berbeda dari fungsi sebelumnya, pengembangan Bandara Ngloram ditujukan untuk melayani penumpang umum dan ekspatriat dan menjadi bandara komersial. Dalam reaktivasi akan ada beberapa tahap yakni memperluas runway menjadi 1.400 m x 30 m, apron 84 m x 60 m, serta pembangunan terminal penumpang seluas 240 meter persegi dengan kapasitas <50 ribu penumpang per tahun.
Tahap ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020, agar dapat segera dioperasikan menjadi bandara komersil. Pada tahap kedua dilakukan pengembangan runway menjadi 1.600 x 30 m, apron menjadi 127 m x 90 m, terminal penumpang menjadi 2.013 meter persegi dengan kapasitas 138.562 penumpang per tahun.
Tahap ketiga, runway diperluas menjadi 1.850 m x 45 m, apron menjadi 168 m x 90 m, dan terminal penumpang menjadi 3.726 meter persegi dengan kapasitas 237.390 penumpang per tahun. Ditahap terakhir direncanakan runway akan memiliki panjang 2.000 m x 45 m, apron seluas 168 m x 90 m akan di fasilitasi untuk dapat menampung empat pesawat ATR 72-600 serta dua pesawat Boeing 737-600.
Selain itu terminal penumpang yang luasnya 5.216 meter persegi dengan kapasitas 420.551 penumpang per tahun. Untuk diketahui penghujung tahun 2020, menjadi catatan sejarah Bandara Ngloram di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, sejak terakhir beroperasi tahun 1984, bandara ini berhasil dipergunakan pendaratan pesawat komersil ATR 72 milik maskapai penerbangan Nam Air berkapasitas penumpang 70 orang.
Ini menjadi bukti penerbangan dan kelayakan Bandara Ngloram untuk beroperasi. Saat ini Progres pembangunan terminal Bandara Ngloram memasuki proses finishing. Segala persiapan, mulai pembangunan counter tiket dan layanan pemeriksaan sesuai standar pencegahan Covid-19, gedung terminal penumpang dan akses jalan masuk menuju bandara terus dikebut.
Baca juga: Dongkrak Perekonomian Wilayah Purbalingga, Bandara JB Soedirman Siap Beroperasi di 2019
Bandara Ngloram yang terletak di ujung timur Jawa Tengah itu diharapkan membuka aksesibilitas ke Kabupaten Blora dan sekitarnya yang akan berdampak pada peningkatkan ekonomi daerah. Bahkan beredar kabar, Bandara Ngloram namanya akan diganti menjadi Bandara Abdul Rahman Wahid.