Thursday, April 18, 2024
HomeHot NewsEnam Jenis Turbulensi Pesawat, Mana yang Paling Sering Terjadi?

Enam Jenis Turbulensi Pesawat, Mana yang Paling Sering Terjadi?

Di benak banyak orang, turbulensi pesawat umumnya terjadi di tengah cuaca buruk, badai, dan sejenisnya. Faktanya, tidak selalu demikian. Di langit yang cerah sekalipun, turbulensi pesawat atau biasa juga disebut turbulensi udara kerap terjadi.

Baca juga: Jangan Lagi Takut Turbulensi, Teknologi ini Bisa Buat Pesawat Nyaris Terbang Mulus

Setidaknya, ada enam jenis turbulensi pesawat di dunia. Beberapa di antaranya mungkin pernah dirasakan penumpang, tetapi tidak sadar bahwa itu adalah bagian dari turbulensi pesawat. Agar lebih jelas, berikut daftar enam turbulensi udara atau turbulensi pesawat, sebagaimana dikutip dari Simple Flying.

1. Clear air turbulence (CAT)

Turbulensi adalah kondisi dimana perubahan kecepatan aliran udara menyebabkan guncangan pada tubuh pesawat, baik kecil maupun besar. Adapun turbulensi udara bersih atau CAT ini, oleh Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) didefinisikan sebagai turbulensi parah yang tiba-tiba terjadi di daerah tak berawan yang menyebabkan hentakan keras pada pesawat.

Lebih lanjut, FAA menyebut bahwa turbulensi CAT merupakan turbulensi yang paling sering terjadi di ketinggian. Turbulensi CAT disebabkan oleh gerakan angin yang tidak beraturan karena perbedaan densitas atau kerapatan udara.

Perbedaan densitas ini karena perbedaan sifat udara atau juga suhu udara yang sangat kontras. Saat pesawat melewati ruang yang densitasnya jauh lebih rendah, pesawat seolah kehilangan daya angkat hingga terhempas turun.

2. Turbulensi wind shear

Turbulensi wind shear adalah perubahan arah dan atau kecepatan angin secara mendadak pada arah mendatar ataupun juga vertikal. Perubahan arah dan kecepatan angin ini menyebabkan terbentuknya turbulensi.

3. Turbulensi termal atau konvektif

Turbulensi termal adalah turbulensi yang terjadi karena proses naiknya massa udara oleh sistem konvektif, seperti saat terbentuknya awan-awan konvektif. Karena proses ini, maka turbulensi termal disebut juga turbulensi konvektif.

Turbulensi termal ini dapat mencapai ketinggian 12 kilometer pada wilayah tropis seperti di negara kita dan 18 kilometer untuk wilayah pada lintang lebih tinggi.

Turbulensi termal dapat terbentuk dalam awan dan di luar awan, utamanya awan Cumulonimbus pada selitar dasar dan juga puncaknya.

4. Turbulensi vortex

Turbulensi vortex adalah turbulensi yang terjadi ketika sebuah pesawat terbang melintas di belakang pesawat lain. Jenis turbulensi ini pernah terjadi, sekalipun tidak begitu sering. Biasanya melibatkan pesawat yang lebih besar di depan, seperti Airbus A380 dan Boeing 747, dengan pesawat yang lebih kecial, seperti pesawat mesin tunggal atau pesawat lainnya.

Turbulensi ini disebabkan oleh wingtip pada pesawat yang menyebabkan vortex besar di belakang. Sehingga, apalagi pesawat lain yang lebih kecil melintas, tentu sisa vortex pesawat di depan akan mengguncang pesawat, bahkan berputar 360 derajat karenanya.

5. Turbulensi mekanik

Turbulensi mekanik adalah turbulensi yang terbentuk karena arus udara melewati hambatan-hambatan di permukaan bumi, seperti bangunan, pohon dan pegunungan. Gesekan udara terhadap adanya hambatan tersebut menghasilkan pusaran-pusaran udara.

Baca juga: Terdampak Turbulensi, Pramugari dengan Sepatu Hak Tinggi Alami Patah Tulang!

6. Turbulensi frontal

Turbulensi frontal adalah turbulensi yang terbentuk pada zona frontal, yaitu pertemuan dua massa udara dengan suhu yang berbeda. Massa udara dengan suhu yang dingin disebut front dingin dan yang hangat disebut front panas.

Karena front panas lebih ringan maka ia akan bergerak naik di atas front dingin. Gesekan udara yang naik ini kemudian membentuk pusaran udara yang merupakan turbulensi.

Selain enam jenis turbulensi pesawat, turbulensi juga dibedakan berdasarkan intensitasnya, yaitu ringan, sedang, berat, dan esktrem.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru