Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengakui bahaya dari jaringan 5G terhadap keselamatan penerbangan. Jaringan 5G dinilai menggangu kinerja radal altimeter pesawat. Karenanya, dalam waktu dekat, regulator penerbangan sipil AS itu akan mengeluarkan peringatan resmi terkait hal ini.
Baca juga: Studi Terbaru: Teknologi 5G Bahayakan Radar Altimeter Pesawat Sipil
Dikutip dari Reuters, Wakil Administrator FAA Bradley Mims dalam surat tertanggal 6 Oktober yang sebelumnya tidak dilaporkan mengatakan bahwa FAA merasakan “keprihatinan mendalam tentang dampak potensial terhadap keselamatan penerbangan dari gangguan pada kinerja altimeter radar dari operasi jaringan 5G di spektrum C-Band.”
Usai berkoordinasi dengan Komisi Komunikasi Federal (FCC), FAA berencana segera mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus dan arahan kelaikan udara tentang masalah jaringan 5G terhadap keselamatan penerbangan.
Sayangnya, sejauh ini tak ada penyataan lebih jelas bagaimana FAA termasuk FCC menyikapi rencana penggunakan jaringan teknologi 5G pada 5 Desember 2021 mendatang di 46 titik di seantero AS.
Sebelumnya, di bulan Agustus lalu, FAA hanya melakukan hal yang sama dengan baru-baru ini, yaitu memperingatkan bahaya jaringan 5G terhadap keselamatan penerbangan secara khusus dan industri penerbangan secara umum.
Disebutkan, jaringan 5G akan mengganggu Sistem Ruang Udara Nasional. Tak hanya itu, andai tak ada perubahan, FAA terpaksa mengurangi frekuensi penerbangan secara drastis. Sudah pasti, ini akan menjadi ‘kiamat kecil’ industri penerbangan AS maupun global.
Sayangnya, kekhawatiran FAA terhadap bahaya laten jaringan 5G terhadap keselamatan penerbangan dibantah oleh CTIA atau asosiasi dagang yang mewakili industri komunikasi nirkabel di Amerika Serikat.
CTIA justru mengatakan sebaliknya dimana jaringan 5G dapat dengan aman menggunakan spektur C-band tanpa mengganggu apalagi membahayakan keselamatan penerbangan. Sebanyak 40 negara disebutnya sudah menggunakan spekturm ini dan terbukti aman. Jika AS lamban dalam mengaktifkan spekturm ini, dikhawatirkan daya saing AS akan melemah.
Pelaku industri penerbangan sendiri merespon atas kegaduhan dari polemik bahaya jaringan 5G terhadap keselamatan penerbangan. Solusi jangka panjangnya adalah perkuatan beberapa altimeter dengan filter out-of-band. Hanya saja, investasi untuk ini cukup mahal dan ada ribuan pesawat yang akan terdampak.
FAA memang mendapat banyak masukan dari berbagai lembaga di AS terkait bahaya jaringan 5G terhadap penerbangan.
Tahun lalu, Radio Technical Commission for Aeronautics (RTCA), mitra penerbangan swasta-publik yang memberi masukan kepada Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA), memperingatkan bahwa teknologi 5G dapat menimbulkan risiko besar atau gangguan berbahaya terhadap radar altimeter pesawat sipil.
Salah alasannya adalah spektrum frekuensi 3,7-3,98 GHz yang bakal digunakan provider telekomunikasi biasa digunakan oleh pesawat sipil.
Jika sistem telekomunikasi 5G diizinkan untuk menggunakan pita frekuensi itu, risikonya akan sangat besar dan berdampak pada operasional penerbangan di AS; termasuk adanya kemungkinan kegagalan katastropik (keretakan atau biasa juga disebut kegagalan struktural) yang berdampak cukup besar, bila tak dibarengi dengan mitigasi dini.
Baca juga: Pertama di Dunia, Cina Bakal Hadirkan Teknologi 5G di Penerbangan! Seperti Apa?
Altimeter radar banyak digunakan oleh pesawat-pesawat sipil di dunia. Altimeter radar merupakan satu-satunya sensor pesawat yang mengukur ketinggian pesawat di atas medan dan objek.
Menurut Flight Safety Foundation, altimeter radar memberikan informasi penting terkait terrain awareness and warning systems (TAWS), sistem peringatan lalu lintas dan pencegah tabrakan (TCAS), wind shear detection systems, sistem kontrol penerbangan, dan sistem autoland.