Friday, April 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanGempa Jepang M 7,3, Teknologi Ini Bikin Kereta Shinkansen Berhenti Otomatis Sebelum...

Gempa Jepang M 7,3, Teknologi Ini Bikin Kereta Shinkansen Berhenti Otomatis Sebelum Celaka

Jepang kembali dilanda gempa bumi kuat magnitudo 7,3, yang berpusat di lepas pantai Fukushima pada kedalaman 60 km. Sejauh ini dua orang tewas dan 94 lainnya luka-luka. Gempa kuat berpotensi tsunami setinggi satu meter itu membuat sistem peringatan dini gempa milik JR East bekerja dan menyebabkan kereta berhenti otomatis tepat sebelum rel terdampak gempa.

Baca juga: Tahan Gempa, Ini Kereta Berkecepatan Tinggi yang Baru di Jepang

Jepang diketahui berada di wilayah seismik terpadat dan sangat aktif di dunia. Artinya, Jepang terletak di sepanjang wilayah Pacific Ring of Fire atau wilayah cincin dengan gempa paling aktif di dunia. Itulah alasan kenapa Jepang sering dilanda gempa bumi.

Cincin (ring) tersebut sebenarnya zona imajiner sepanjang 40 ribu km yang berbentuk tapal kuda dan didiami sekitar 450 gunung berapi. Di dalamnya, ada beberapa lempeng tektonik yang bertumbukan seperti, Lempeng Pasifik di bawah Samudra Pasifik dan Lempeng Laut Filipina.

Tumbukan lempeng itulah menyebabkan gempa bumi sering terjadi di Jepang. Selain itu, Palung Jepang juga menjadi salah satu penyebab banyaknya gempa bumi di sana. Menurut laman Voyapon, Palung Jepang mencapai kedalaman hingga 800 meter di bagian barat laut Pasifik dengan total kedalaman hingga 8.410 meter.

Sekitar tahun 2006, gunung vulkanik aktif dengan ketinggian 50 meter, ditemukan di kedalaman 5.000 meter Palung Jepang. Bahkan disebut-sebut sebagai penyebab gempa Tohoku pada Maret 2011.

Sering dilanda gempa bumi, Jepang pun bersiap. Di sektor transportasi, dalam hal ini kereta, operator JR East telah mengembangkan teknologi sistem peringatan dini gempa bumi berdasarkan pengalaman gempa bumi Great Hanshin-Awaji 1995 dan Niigata Chuetsu 2004.

Baca juga: Imbas Gempa Tokyo, Bikin Perjalanan Kereta Terhenti dan Sepeda Sewaan Laris Dicari Penumpang

Dilansir Journal of JSCE, cara kerja teknologi tersebut cukup mudah. Seismometer yang telah ditempatkan strategis di sepanjang jalur kereta cepat Shinkansen akan mengirim sinyal darurat berhenti otomatis pada kereta 12-22 detik sebelum gempa mengguncang sekitaran rel.

Ketika gempa Tohoku bermagnitudo 9,1 dan memicu gelombang tsunami setinggi 23 meter itu pada 11 Maret 2011 silam, sistem peringatan dini gempa tersebut berhasil membuat 33 rangkaian kereta berhenti otomatis dengan aman saat melaju pada kecepatan 270 km per jam.

Sistem peringatan dini gempa yang memicu sinyal berhenti otomatis ke kereta Shinkansen di Jepang tidak berdiri sendiri. Itu didukung dengan struktur rel tahan gempa dan sistem anti tergelincir pada kereta.

Di tahun 2020, Jepang, dalam hal ini JR East, meluncurkan kereta Shinkansen N700S, dimana ‘S’ adalah singkatan dari ‘Supreme’, dan memulai debutnya pada 1 Juli, melayani jalur Tokaido yang menghubungkan Stasiun Tokyo dan Stasiun Shin-Osaka di Osaka. Kereta ini disebut memiliki fitur unik tetap bisa meluncur di rel dengan aman saat gempa terjadi.

Baca juga: “Pokemon with You Train,” Kereta Tematik Pelipur Duka Anak-Anak Korban Gempa Jepang

Akan tetapi, pada gempa bumi Jepang bermagnitudo 7,3 pada Rabu malam 16 Maret 2022 lalu, kereta cepat Tohoku Shinkansen, yang menghubungkan Tokyo dengan Aomori di Prefektur Aomori, dilaporkan tergelincir dengan 100 penumpang di dalamnya.

Belum diketahui kenapa kereta tersebut tergelincir saat terjadi gempa. Bila merujuk pada sistem peringatan dini gempa milik JR East, seharusnya kereta sudah berhenti otomatis sebelum gempa mengguncang rel, mengingat kereta Tohoku Shinkansen tidak memiliki fitur bisa tetap berjalan saat gempa terjadi.
























RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru