Hampir sepuluh tahun GoJek hadir di Indonesia dan kini mulai menerapkan strategi yang bersifat menyeluruh dalam pengembangan bisnis. Tak hanya melalui GoRide dan GoCar, kini GoJek berfokus pada layanan pesan-antar makanan (GoFood) dan pembayaran (GoPay).
Baca juga: Beri Nama Anak “Gopay,” Keluarga ini Dapat Saldo Rp500 Ribu Per Bulan dari Gojek
President GoJek Grup, Andre Soelistyo mengatakan, dua layanan ini cukup besar dan ukuran pasar GoFood hampir dua kali dari berbagi tumpangan. Tak hanya itu, Andre menambahkan layanan pembayaran juga merupakan lini bisnis terbesar bagi GoJek.
“Itulah sebabnya pesan-antar makanan menjadi fokus utama kami. Dan saya pikir, kami sudah memecahkan model (bisnisnya) tetapi kami ingin lebih dalam membangun fitur atas produk yang lebih besar,” kata Andre yang dikutip KabarPenumpang.com dari dealstreetasia, (5/10/2019).
Dia mengatakan, dari kajian internal GoJek, laba kotor pedagang bisa mencapai 50 persen sehingga daripada menyewa kios di mall dengan biaya tinggi, menurutnya, para penjual membutuhkan layanan seperti GoFood ini. Hal ini dikarenakan layanan tersebut mengurangi biaya operasional secara signifikan.
Andre mengatakan, GoJek melihat ada peluang dari sisi pertumbuhan bisnis pedagang di industri kuliner dan perusahaanya membangun bisnis pesan-antar makanan dengan mengandalkan layanan berbagi tumpangan untuk menciptakan efisiensi.
Tak hanya itu dengan mengembangkan bisnis lainnya yakni pembayaran digital melalui Gopay, Andre mengatakan, ini merupakan bisnis terbesar perusahaan. Sebab pembayaran digital saat ini memiliki pasar yang cukup besar, karena ada banyak penduduk dewasa di Asia Tenggara yang belum mendapat akses ke layanan keuangan (unbanked) atau belum terlayani (underserved).
Diketahui, bisnis ride hailing kurang dari 30 persen dari nilai transaksi dalam paltform. Selain itu, GoJek mengklaim GoFood menguasai 75 persen pasar di Asia Tenggara. Hal inilah yang mendasari GoJek memfokuskan pada GoFood dan GoPay.
Baca juga: GoJek ‘Disuntik’ Visa, Grab Jalin Kerja Sama dengan Mastercard
“Kenapa kami berani sebut 75 persen? Itu berdasarkan jumlah order dan rerata nilai pesanan by basket size. Kalau dihitung berdasarkan jumlah yang dibayarkan konsumer sebelum promo, itu bukan angka real. Jadi, kami sebut 75 persen itu angkanya real,” kata Chief Food Officer Gojek Group Catherine Hindra Sutjahjo