Gantunglah mimpimu setinggi langit dan jangan pernah lelah untuk mengejarnya dan berdoa, maka kamu akan mendapatkannya. Nampaknya untaian kata bijak tersebut sudah dibuktikan oleh banyak orang sukses di muka bumi, salah satunya adalah Vice President SBU Umrah & Hajj Garuda Indonesia, Hady Syahrean. Impian awal dari pria kelahiran Medan, 18 April 1961 ini bisa dibilang tidak terlalu muluk-muluk, yaitu Ia hanya ingin bekerja di Garuda Indonesia.
Baca Juga: Benny S Butarbutar – Meski Jadi Orang Airlines, Profesi Wartawan Tetap di Hati
“Saya ada saudara juga yang kerja di Garuda, saya lihat kok enak banget sebulan sekali sebulan dua kali bisa pulang,” kenang Hady ketika ditanya soal cita-cita pertamanya oleh KabarPenumpang.com, Rabu (8/11/2017). “Awalnya saya melamar di bagian administrasi, tapi karena waktu tesnya tidak pas, saya coba buat ngelamar lagi sampai akhirnya diterima,” imbuhnya seraya mengenang masa lalunya.
Akhirnya pada November 1981, pria yang pernah mengenyam bangku pendidikan tinggi di Universitas Krisnadwipayana selama beberapa semester ini pertama kali ditetapkan sebagai karyawan Garuda Indonesia di bagian reservasi. Empat tahun berselang, Ia dipromosikan untuk bekerja di bagian Ticketing Office. Hanya bertahan beberapa bulan di tahun yang sama, Ia lalu dipindahkan ke divisi Government Desk Garuda Indonesia.
Singkat cerita, ia diangkat menjadi General Manager Saudi Arabia dan Middle East Garuda Indonesia pada pertengahan tahun 1998. 6,5 tahun Hady lewati menjabat posisi sebagai orang nomor satu Garuda Indonesia di Arab Saudi. Banyak dinamika masalah yang bertubi menyerangnya dari berbagai sisi, namun hal tersebut tidak membuat kekuatan Hady melemah. Justru dinamika tersebut dijadikan Hady sebagai pelajaran berharga yang akhirnya membuat pria berpostur tegap ini kembali mendapatkan kenaikan jabatan menjadi Vice President SBU Umrah & Hajj Garuda Indonesia, terhitung sejak Mei 2005.
Terhitung, sudah lebih dari 12 tahun Hady menempuh suka dukanya menjadi seorang Vice President. Tentu waktu tersebut tidak bisa dibilang sebentar dan banyak problematika yang menderunya. “Jika ditanya tantangan terbesar, ya dinamika tersebutlah tantangan kami. Sebut saja regulasi di Timur Tengah setiap tahunnya kerap berubah. Ambil contoh ketika isu terorisme merebak, secara otomatis pengamanan di sana (Timur Tengah) menjadi lebih ketat,” paparnya.
“Tahun 1997 kami menerapkan sistem city check in yang terbukti ampuh untuk mengurai kepadatan penumpang di imigrasi, namun sistem tersebut diberhentikan pada tahun 2015 kemarin,” tambah Hady. ‘Masalah-masalah membangun’ lainnya tidak hanya datang dari sesama pemangku kepentingan saja, penumpang pun kerap kali berkontribusi terhadap perkembangan tubuh Garuda Indonesia sendiri.
“Bisa dibilang, 80 persen Jemaah Haji asal Indonesia belum pernah travelling,” ungkapnya. Tentu hal tersebut akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Garuda Indonesia, yang di depannya akan menjadi pelajaran tersendiri dalam menangani beragam jenis penumpang. Buah kerja keras Hady seolah terbayar dengan prestasi Garuda Indonesia mencatatkan level On Time Performance terbaik di Musim Haji 2017.
Baca juga: Garuda Indonesia Klaim ‘On Time Performance’ Embarkasi Haji 2017 Adalah Yang Terbaik
“Hidup hanya sekali, nikmatilah. Perbanyak menolong dan memberi.” Itulah sepenggal kata mutiara dari seorang Hady Syahrean, seorang pekerja keras yang tidak pernah menyerah. Memang, tidaklah mudah untuk menduduki sebuah posisi yang tinggi di dalam suatu institusi. Diperlukan kerja keras, doa, dan tidak cepat putus asa. Semua hal tersebut sudah dibuktikan oleh Hady Syahrean, jadi, tetaplah bekerja keras untuk menggapai cita-cita!