Garuda Indonesia bersama Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia secara resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyelenggaraan Transportasi Udara Haji untuk periode 1447–1449 Hijriah atau tahun 2026–2028. Penandatanganan ini dilaksanakan pada Rabu (17/12) di Gedung Kementerian Haji dan Umrah RI.
Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan, dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji, Ian Heriyawan, serta disaksikan oleh Menteri Haji dan Umrah RI, Mochamad Irfan Yusuf Hasyim, dan Wakil Menteri Haji dan Umrah RI, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Pada musim haji tahun 2026, Garuda Indonesia direncanakan akan mengangkut sebanyak 102.502 jemaah haji Indonesia yang berasal dari 10 embarkasi dan diterbangkan melalui 276 kelompok terbang (kloter). Kesepuluh embarkasi tersebut meliputi Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta (Asrama Haji Banten, sebagian Jakarta Pondok Gede), Solo, Yogyakarta, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan, menyampaikan bahwa penandatanganan kerja sama ini mencerminkan kesiapan Garuda Indonesia dalam menyambut penyelenggaraan ibadah haji secara optimal, sekaligus menjadi wujud berkelanjutan atas kepercayaan yang diberikan untuk melayani perjalanan ibadah haji jemaah Indonesia.
“Berbagai upaya penyelarasan layanan terus kami lakukan untuk menghadirkan pengalaman perjalanan yang aman, nyaman, dan berkesan dari dan menuju Tanah Suci. Aspek keselamatan, keamanan, serta kenyamanan—khususnya bagi jemaah lanjut usia—senantiasa menjadi prioritas utama di seluruh lini layanan dan operasional kami,” ujar Glenny.
Sementara itu, Menteri Haji dan Umrah RI, Mochamad Irfan Yusuf Hasyim, menuturkan bahwa penandatanganan kerja sama penerbangan haji untuk periode tiga tahun ke depan merupakan langkah strategis guna memastikan kesiapan operasional yang lebih terencana dan berkelanjutan.
“Dengan perencanaan jangka menengah ini, Garuda Indonesia dapat melakukan persiapan lebih awal, baik dalam optimalisasi armada, kesiapan kru, maupun peningkatan kualitas layanan yang selaras dengan kebutuhan dan budaya jemaah haji Indonesia,” ungkap Irfan.
Lebih lanjut, Irfan menyampaikan apresiasi atas komitmen Garuda Indonesia dalam mendukung upaya efisiensi biaya haji, termasuk penurunan tarif penerbangan pada musim haji tahun ini, sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia.
“Ke depan, kami berharap upaya efisiensi tersebut dapat terus ditingkatkan tanpa mengurangi kualitas layanan, mengingat komponen penerbangan memiliki kontribusi signifikan terhadap biaya penyelenggaraan ibadah haji. Amanah ini bukan semata tugas operasional, melainkan bentuk pelayanan terbaik kepada tamu-tamu Allah, yang memerlukan koordinasi dan komunikasi yang solid dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk otoritas terkait di Arab Saudi,” tambahnya.
Untuk mendukung operasional haji tahun 2026, Garuda Indonesia menyiapkan 15 armada pesawat berbadan lebar (wide-body) yang akan mengantarkan jemaah haji secara bertahap sesuai jadwal penerbangan. Keberangkatan jemaah haji menuju Tanah Suci direncanakan berlangsung pada 22 April hingga 21 Mei 2026, dengan fase keberangkatan menuju Madinah pada 22 April–6 Mei 2026, dilanjutkan keberangkatan menuju Jeddah pada 7–21 Mei 2026. Adapun fase kepulangan akan dilaksanakan pada 1–30 Juni 2026, dengan keberangkatan dari Jeddah pada 1–15 Juni 2026 dan dari Madinah pada 16–30 Juni 2026.
“Melalui kesepakatan kerja sama yang ditandangatangani secara lebih awal ini, kiranya kesiapan operasional penerbangan haji Garuda Indonesia dapat turut menyelaraskan misi Pemerintah secara berkelanjutan, yakni mendukung kemudahan perjalanan masyarakat muslim dalam menunaikan ibadah haji,” tutup Glenny.
Convair 340, Pesawat Garuda Indonesia yang Terbangkan Jemaah Haji di Tahun 1956
