Tepat pada hari ini, 21 tahun lalu, bertepatan dengan 27 Januari 2002, Boeing 737 berhasil mencatatkan diri sebagai pesawat pertama dalam sejarah penerbangan dunia yang berhasil membukukan 100 juta lebih jam terbang. Mengingat keluarga Boeing 737 masih terus eksis sampai saat ini, bukan tak mungkin keluarga 737 akan mencetak rekor jam terbang jauh lebih tinggi dari sekedar 100 juta lebih.
Baca juga: Mengapa Main Landing Gear Boeing 737 Dibiarkan Terbuka dan Terlihat? Ini Jawabannya
Dilansir dari berbagai sumber, perjalanan Boeing 737 mencapai 100 juta lebih jam terbang dimulai pada April 1967 saat Boeing 737-100 atau generasi pertama melakoni penerbangan perdana. Disusul debut perdananya bersama Lufthansa pada Februari 1968 dan United Airlines pada keesokan harinya menggunakan seri yang lebih panjang, 737-200. Adapun seri klasik 737-300 dan -400 pertama kali terbang mulai Februari 1984, diikuti seri klasik berikutnya Boeing 737-500.
Disarikan dari berbagai sumber, kehadiran Boeing 737 -yang notabene merupakan pengembangan versi murah dari Boeing 707 dan Boeing 727- dengan kapasitas dan jarak yang lebih rendah, dinilai cocok untuk memenuhi kebutuhan maskapai.
Tak ayal, sekalipun pernah melempem di era pemberlakuan aturan ETOPS atau “60-minute rule” pada dekade 70an, keluarga Boeing 737 terus melesat di pasar narrowbody hingga angka penjualannya tak terkejar oleh para kompetitor, seperti keluarga Airbus A320, keluarga A321, McDonnell Douglas MD-80, McDonnell Douglas DC-9, hingga Bombardier CRJ200.
Hingga Desember 2019, sebanyak 15.156 pesawat Boeing 737 telah dipesan dan 10.571 di antaranya telah dikirim. Sekalipun pada Oktober 2019 angka penjualan keluarga Boeing 737 sudah bisa disalip oleh keluarga Airbus A320, namun, dari segi total pengiriman pesawat, Boeing 737 tetap jawara seantero dunia.
Setelah hampir 53 tahun mengudara, setidaknya ada hampir 10 ribu pesawat keluarga Boeing 737 yang beroperasi, mulai dari generasi pertama, seri klasik, 737NG atau Next Generation, sampai seri teranyar 737 MAX, yang tersebar di seluruh dunia.
Jumlah itu sudah termasuk pesawat yang masih dalam pesanan. Jika dirinci lebih mendetail, hingga Jumat 16 Oktober 2020, 54 pesawat Boeing 737-200 terpantau masih dalam pelayanan; dimana 36 milik maskapai penerbangan. Dari 54 pesawat, 40 unit di antaranya saat ini digrounded berkepanjangan, dengan 24 di antaranya milik maskapai.
Berbeda dengan seri klasik 737-200 (ataupun 737-100 yang bahkan sudah tak satu pun terbang), seri klasik lainnya, 737-300, 737-400, dan 737-500, populasinya lebih banyak. Tercatat, jenis tersebut memiliki total 957 pesawat, dimana 600 pesawat masih dalam pelayanan dan 357 sisanya dalam penyimpanan.
Boeing 737NG, singkatan dari Next Generation, yang terdiri dari empat varian pesawat, 737-600, -700, -800, dan -900, jumlahnya lebih banyak lagi. 737NG tercatat memiliki jumlah total armada di seluruh dunia berjumlah 6.878.
Baca juga: Buggh, Boeing 737 Alaska Airlines Tabrak Beruang! Sebelumnya Malah Pernah Tabrak Ikan Saat di Udara
Dari jumlah tersebut, 5.620 pesawat masih aktif digunakan, 1.212 dalam penyimpanan, dan 46 dalam pemesanan. Untuk jenis ini, tak semua pesawat digunakan oleh sipil. Kurang lebih, ada 46 pesawat NG yang dioperasikan sebagai angkutan militer.
Adapun 737 MAX, sejauh ini, sebanyak 389 unit telah dikirim ke pelanggan di seluruh dunia, dengan 375 di antaranya adalah maskapai penerbangan global. Jumlah pesawat yang belum dikirim atau masih dalam pesanan totalnya cukup banyak. MAX dikabarkan memiliki 4.114 pesanan atau backlog pesawat, yang mana hanya 3.547 pesawat saja-lah yang kemungkinan besar benar-benar bisa teralisasi.