Wednesday, October 29, 2025
HomeAnalisa AngkutanIni yang Terjadi Jika Jalur KA Rangkasbitung – Pandeglang Kembali Dioperasikan

Ini yang Terjadi Jika Jalur KA Rangkasbitung – Pandeglang Kembali Dioperasikan

Masyarakat khususnya yang berdomisili di Provinsi Banten, pasti sudah tak sabar menunggu pengoperasian kereta api (KA) di jalur Rangkasbitung – Pandeglang. Diketahui kawasan Pandeglang sudah sangat lama tak tersentuh kereta api lagi. Saat ini hanya ada beberapa rel yang tersisa dan bangunan stasiun di Pandeglang yang masih berdiri kokoh termasuk corong air bekas pengisian lokomotif uap yang saat ini sudah terawat.

Jalur kereta api Rangkasbitung – Labuan yang dibangun pada tahun 1908 ini memang berencana akan kembali dibuka dan mendapatkan sambutan baik dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat hingga kepala daerah, khususnya warga Kabupaten Pandeglang. Pasalnya, reaktivasi jalur kereta tersebut diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Nah, inilah dampak yang terjadi jika kereta api beroperasi di jalur tersebut. Reaktivasi jalur KA ini diperkirakan akan meningkatkan konektivitas di beberapa titik, meski dampaknya terhadap angkutan barang dari Rangkasbitung–Pandeglang tidak signifikan.

Jalur reaktivasi juga direncanakan mencakup beberapa titik stasiun, mulai dari Rangkasbitung, Kadomas, Pandeglang, Saketi, hingga Labuan. Meski begitu, sejumlah lahan jalur kereta saat ini sudah beralih fungsi, bahkan terdapat pemukiman di atas rel milik PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI).

Seorang warga berjalan diatas Jembatan Cirende yang merupakan jalur kereta api non aktif Rangkasbitung – Pandeglang. (Foto: Dok. Antara)

Pemprov Banten akan memulai tahapan persiapan pada tahun 2026, yang meliputi sosialisasi kepada masyarakat, sterilisasi jalur, serta kajian teknis. Semua langkah tersebut merupakan bagian penting dalam merealisasikan proyek reaktivasi yang sempat lama tertunda. Adapun reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung – Pandeglang akan memasuki tahap konstruksi pada tahun 2027.

Sistem persinyalan yang nantinya digunakan adalah mencakup secara elektrifikasi. PT KAI juga akan meningkatkan sistem persinyalan di jalur Tanah Abang–Rangkasbitung. Gubernur Banten Andra Soni menyambut baik langkah ini dan berharap teknologi modern terus diterapkan di Banten. Digunakannya sistem elektrifikasi tersebut merupakan bagian dari transformasi transportasi nasional menuju moda yang lebih ramah lingkungan.
Dari berbagai sumber mengabarkan, jalur sepanjang 19 kilometer dari Rangkasbitung ke Pandeglang tersebut masuk dalam program reaktivasi jangka menengah. Proses reaktivasi ini telah ditunda dari target awal 2025 dan diharapkan dimulai pada tahun 2026, dengan dimulai dengan pembebasan lahan.

Berharap, reaktivasi jalur kereta ini diharapkan dapat segera terwujud guna meningkatkan mobilitas dan distribusi logistik, serta pemerataan pembangunan di Banten. Dan juga menjadi perjalanan singkat menuju sentra wisata yang ada di Pandeglang.

Menyusuri Sejarah Kereta Api: Prasasti Corong Air, Bukti Kokoh Jalur Kuno Rangkasbitung–Pandeglang

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru