Sebagai salah satu moda transportasi berbasis massal, sebuah pesawat terbang tentu saja bermuatkan beragam jenis orang, dengan latar belakang yang berbeda pula. Tidak hanya itu saja, tujuan masing-masing dari mereka pun berbeda-beda, ada yang hendak berlibur, mengunjungi sanak saudara, hingga urusan bisnis. Jadi tidak heran kalau di pesawat Anda menemukan ratusan kepribadian yang berbeda.
Baca Juga: Ini Dia! 9 Tipe Orang yang Biasa Kita Temui di Bandara
Sebagaimana yang dihimpun oleh KabarPenumpang.com dari laman sita.aero, sebuah survei dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang IT dan komunikasi transportasi terkemuka di dunia, SITA untuk menemukan faktor-faktor manusia yang mempengaruhi penggunaan teknologi pada penumpang selama perjalanan. Dalam survei yang dilakukan pada tahun 2016 kemarin ini, SITA mendata 9.000 responden dari 19 negara.
SITA menyederhanakan survei ini dengan menganalogikannya dengan industri penerbangan berisikan 100 orang penumpang. Dari situ, terlihat bahwa 34 orang akan berperan sebagai penumpang yang sudah memiliki rencana matang. Penumpang yang masuk ke tipe ini biasanya sudah mempersiapkan segala sesuatu yang akan menunjang kehidupannya di destinasi tujuan, seperti tempat tinggal, sarana transportasi yang akan ia gunakan, hingga rincian dana yang spesifik. Bisa dibilang, orang-orang yang masuk ke kategori ini, sudah merencanakan perjalannya sejak jauh-jauh hari sebelum tanggal keberangkatan.
Hasil lain menunjukkan bahwa 14 orang masuk ke dalam kategori manja. Para penumpang yang berada di dalam kategori ini biasanya hampir mirip dengan tipe sebelumnya, hanya saja ia terlalu menumpukan perjalanan yang ia lakukan ke gadget yang ia bawa, contohnya seperti selalu melihat arahan petunjuk dari aplikasi map dan lain-lain.
14 orang lainnya masuk ke dalam kategori Hyperconnected. Untuk beberapa maskapai, seperti Garuda Indonesia yang menyediakan sarana free Wi-Fi untuk penumpang First Class dengan pesawat bertipe Boeing 777-300ER atau Airbus 330-200/300, orang-orang yang masuk ke dalam kategori Hyperconnected tentu tidak akan mati gaya selama dalam penerbangan. Mereka tetap bisa mengakses berbagai sosial media melalui gadget yang mereka bawa. Belum lagi ia juga tetap bisa stay in touch dengan orang-orang terdekatnya tanpa harus mematikan mobile data selama penerbangan.
Dan yang terakhir adalah seorang petualang yang dianalogikan dengan perbandingan 9 dari 100 orang dalam sebuah penerbangan. Orang-orang yang masuk ke dalam kategori ini biasanya tidak ambil pusing dengan beragam kemungkinan yang akan terjadi di destinasi tujuan. Lebih banyak mengandalkan intuisi, orang-orang ini biasanya tidak terlalu banyak menggunakan gadget yang mereka bawa untuk mencari petunjuk arah maupun kemudahan lainnya yang dapat diakses.
Tidak hanya itu, SITA juga menemukan sebanyak 85 orang menikmati perjalanan udara mereka, sedangkan 54% lainnya tidak merasakan hal serupa, cenderung tidak menikmatinya. Ini dikarenakan mereka memiliki pengalaman buruk selama mengudara dan meninggalkan trauma bagi mereka, sehingga penumpang tersebut tidak menikmati perjalanannya.
Baca Juga: 13 Tips Perjalanan Luar Negeri dengan Ransel
Dari survei ini, SITA juga menemukan perkiraan komposisi penumpang berdasarkan domisili mereka. Sebanyak 25 orang berasal dari Eropa, 25 orang lainnya berasal dari Amerika Utara, 17 orang dari Cina, 15 orang dari Asia Pasifik, 10 orang dari Timur Tengah dan Afrika, dan 8 orang dari Amerika Selatan. Jika Anda dalam waktu dekat hendak mengudara,bisa coba perhatikan lingkungan sekitar Anda selama berada di kabin, siapa tahu Anda bisa menemukan beberapa orang yang masuk ke dalam kategori di atas.