Tidak lama lagi, jagat dirgantara Spanyol akan diramaikan dengan kehadiran maskapai baru Surcar Airlines. Maskapai ini tidak bermain diceruk pasar penerbangan komersial pada umumnya yang sudah dikuasai Iberia, juga bukan maskapai penerbangan perintis. Tetapi lebih spesifik dari itu sebagai maskapai amfibi atau maskapai seaplane di Kepulauan Canary.
Baca juga: Bagaimana Pesawat Apung/Pesawat Amfibi Mendarat?
Surcar Airlines nantinya akan melayani sebanyak 15 ribu penumpang per tahun antara satu pulau ke pulau lainnya di Kepulauan Canary dengan total durasi penerbangan di bwah 30 menit.
Dalam sebuah pernyataan, Surcar Airlines mengungkapkan pihaknya akan mengoperasikan pesawat amfibi karena dirasa paling cocok untuk meningkatkan konektivitas dan pengembangan ekonomi di seluruh pulau.
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa seaplane ada dua jenis, pesawat amfibi dan pesawat apung. Sekilas memang terdengar sama, namun keduanya berbeda.
Pesawat apung adalah pesawat yang bisa mendarat di atas air berkat pelampung yang ada di bagian ‘landing gear’ atau undercarriage pesawat. Dengan begitu, badan pesawat apung tak menyentuh air saat mendarat.
Sedangkan pesawat amfibi justru sebaliknya, ia badan pesawat menyentuh air saat mendarat alias mendarat dengan badan pesawat yang sudah dilengkapi pelampung atau ponton. Selain itu, badan pesawat amfibi memang menawarkan daya apung, meski tetap harus diimbangi dengan pelampung di bagian sayap.
Dilansir Simple Flying, Surcar Airlines mengklaim menawarkan konektivitas yang lebih cepat antar pulau di Kepulauan Canary. Antara pulau Santa Cruz dan Las Palmas, misalnya, maskapai tersebut mampu melahap waktu kurang dari 30 menit dan mengurangi emisi C02 hingga 30 persen.
Pesawat amfibi memang belum marak di Spanyol, namun, di beberapa kota di negara yang berada di lingkaran kutub utara, seperti Kopenhagen, Vancouver, dan Seattle, masyarakatnya sudah menggunakan pesawat amfibi selama 30 tahun, salah satunya Nordic Seaplanes. Maskapai ini diketahui mengoperasikan dua pesawat amfibi DHC-6-300 Twin Otter, registrasi HB-LWB dan OY-NSA.
Bila tak ada aral melintang, Surcar Airlines akan memulai uji coba terbang pada 3 Februari mendatang. Setelah itu berhasil, maskapai akan fokus melayani rute Santa Cruz de Tenerife-La Palma dan Santa Cruz de Tenerife-Las Palmas de Gran Canaria.
Kepulauan Canary diketahui memiliki traffic yang cukup tinggi. Data Cirium menunjukkan, ada 4.226 penerbangan terjadwal antara delapan bandara di kepulauan tersebut oleh enam maskapai, Neos, Binter Canarias , Canary Fly, Canaria Airlines, Transavia, dan TUIfly.
Di Indonesia, sekalipun memiliki jumlah pulau yang lebih banyak dibanding Spanyol, nyatanya, penerbangan seaplane justru sama sekali belum terlaksana.
Menurut pengamat penerbangan Alvin Lie, belum hadirnya maskapai amfibi, maskapai apung, atau maskapai amfibi di Indonesia tak terlepas dari infrastruktur yang tersedia.
Baca juga: Hughes H-4 Hercules Flying Boat, Pesawat Amfibi (Gagal) dengan Rentang Sayap Terbesar
“Apakah pasarnya cukup utk menghidupi pelayananan tersebut? Biaya operasi dan perawatan tersebut tidak murah. Pilot langka. Infrastruktur navigasi dan bandara juga sangat terbatas,” katanya kepada KabarPenumpang.com.
Ia tak bisa memprediksi kapan maskapai penerbangan amfibi hadir di Indonesia. Namun, ia menyebut, maskapai amfibi di Indonesia akan hadir seiring tersedianya infrastruktur. “Sampai Pemerintah serius fasilitasi pengembangan dan sediakan infrastruktur,” tutupnya.