Monday, April 29, 2024
HomeAnalisa AngkutanKenapa Pesawat Selalu Belok Kiri Setelah Lepas Landas? Berikut Penjelasannya

Kenapa Pesawat Selalu Belok Kiri Setelah Lepas Landas? Berikut Penjelasannya

Bagi traveler yang sering bepergian dan memperhatikannya, pasti merasakan bahwa pesawat cenderung lebih sering belok kiri setelah lepas landas. Mengapa demikian?

Baca juga: Mengapa SAS Airlines Jadi Maskapai Nasional Tiga Negara? Ini Jawabannya

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, penting untuk jauh menengok ke belakang. Dahulu, pesawat masih sangat sederhana. Tidak ada radar cuaca, cockpit glass, dan lain sebagainya. Sudah begitu, dalam pengoperasiannya, pesawat juga tidak dibantu dengan menara kontrol atau menara ATC sehingga berpotensi terjadi tabrakan satu sama lain.

Maka dari itu, dahulu, pesawat diatur agar berbelok ke kiri tak lama setelah lepas landas, untuk kemudian climbing dan terbang ke arah yang dituju. Usai adanya ATC, yang mempunyai otoritas dalam memandu pesawat di sekitar bandara, pesawat, dalam regulasi FAA CFR 91.126, diatur untuk berbelok kiri. Ini tak lain menyadur peraturan di masa lalu saat menara ATC belum tersedia. Pesawat sebetulnya bisa saja belok ke kanan tak lama setelah lepas landas dengan catatan diizinkan ATC.

Menurut pendapat lain di laman Quora, ini (pesawat belok ke kiri setelah lepas landas) tak lepas dari visibilitas. Pilot, yang umumnya duduk di sebelah kiri, akan memiliki visibilitas yang lebih baik ketimbang pesawat belok ke kanan.

Selain itu, kebanyakan pesawat belok ke kiri setelah lepas landas karena memang arah bandara yang dituju berada di sana sehingga pesawat tidak terlalu banyak melakukan manuver dan fokus climbing untuk mencapai ketinggian ideal.

Meski begitu, banyak pendapat yang menyebut bahwa pesawat belok ke kiri setelah lepas landas lebih ke pola lalu lintas yang ada di bandara, dimana default circuit pattern atau pola kebiasaannya adalah belok ke kiri.

Umumnya, setelah lepas landas, pesawat akan climbing 500 meter above ground level (AGL), kemudian belok kiri 90 derajat, climbing lagi sampai di ketinggian 1.000 meter AGL, belok ke kiri lagi, untuk kemudian terbang ke arah yang dituju. Ini berguna untuk mengatur agar tak terjadi tabrakan antara pesawat yang ingin mendarat dengan pesawat yang baru lepas landas.

Baca juga: Mengapa Pesawat ‘Dicat’ Warna Hijau atau Kuning Saat Diproduksi?

Di bandara tertentu, setelah lepas landas, pesawat justru default-nya mengharuskan belok ke kanan karena satu dan lain hal.

Entah itu karena pattern atau pola lalu lintas lepas landas pesawat seperti itu, berlawanan dengan arah jarum jam, ataupun karena terdapat gunung atau perbukitan di sebelah kiri, sehingga mau tak mau pesawat harus belok ke kanan, climbing, baru kemudian belok ke kiri jika memang itu arah yang dituju.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru