Bagi avgeek atau siapapun yang memperhatikan flight path atau rute yang dilalui pesawat, rata-rata akan membentuk lengkungan dari bandara asal ke bandara tujuan. Padahal bila dilihat di peta, pesawat lebih cepat mengambil jalan lurus. Lantas, kenapa pesawat tidak terbang lurus dari bandara asal ke bandara tujuan?
Baca juga: Mengapa Pesawat Dilarang Terbang Melintasi Kutub Utara? Ini Jawabannya
Pernyataan tersebut sebetulnya tidak terlalu sulit sampai tidak bisa dijawab, namun tidak pula terlalu mudah.
Pesawat tidak terbang lurus dari bandara awal ke bandara akhir berkenaan erat dengan lengkung bumi atau bumi bulat.
Menurut pengguna Quora, selama ini pihak-pihak yang mempertanyakan hal tersebut (kenapa pesawat tidak terbang lurus) kerangka berpikirnya didasari peta dua dimensi (datar), bukan peta tiga demensi yang menyerupai bumi bulat. Karenanya, tidak heran mereka mempertanyakan hal tersebut seolah-olah ada konspirasi di balik itu.
Padahal, lanjutnya, bila mereka menggunakan seutas tali kemudian mematuk dari titik A ke titik B di peta datar dan kemudian memindahkannya ke titik yang sama di peta bumi bulat (globe), hasilnya akan identik atau sama persis. Sebab, dalam membuat peta, skalanya sudah disesuaikan dan tidak mengada-ada. Semua ada perhitungannya.
Dengan begitu, letak permasalahannya ada di perspektif. Di peta datar, penerbangan dari Ontario, Kanada, ke Tomsk, Rusia, misalnya, pasti akan ditarik garis lurus horizontal karena keduanya berada di posisi sejajar. Nyatanya, di penerbangan sungguhan, dengan basis bumi bulat, rutenya bisa berbeda karena akan melalui lingkar kutub dan akan membentuk lengkungan di peta datar.
Selain karena bumi bulat, mengapa pesawat tidak terbang lurus juga dilandasi berbagai hal lainnya seperti faktor safety dan efisiensi. Sedikitnya ada empat hal. Berikut selengkapnya.
1. Cuaca
Dikutip dari Simple Flying, jarak terdekat bukan berarti selalu merupakan yang tercepat. Angin yang berhembus terlalu kencang juga dapat memperpanjang waktu tempuh. Angin paling ekstrem adalah di wilayah Atlantik. Oleh karena itu, sering kali pilot memilih untuk terbang 100 km lebih utara atau lebih Selatan dari Atlantik. Selain angin, awan cumulonimbus yang biasanya memicu badai juga harus dihindari.
2. Teritorial
Teritorial atau zona terbang di masing-masing ruang udara memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pada umumnya, ada yang membolehkan pesawat sipil melintas dan ada pula yang tidak. Selain itu, jikapun boleh melintas, saat ruang udara di sebuah wilayah tengah konflik atau tengah diperebutkan oleh dua negara atau lebih, hal itu mungkin bisa menjadi alasan sangat kuat untuk pesawat tidak melintas daerah tersebut. Pada beberapa kasus, pesawat pun akhirnya terbang tidak pada garis lurus untuk menghidari teritorial rawan tersebut.
3. Air Navigation Charge
Air navigation charge atau tarif yang harus dibayar maskapai untuk terbang melalui kawasan udara di suatu negara juga menjadi salah satu alasan mengapa pesawat tidak terbang lurus. Sebab, bila terbang lurus, terlepas dari tiga faktor yang disebutkan sebelumnya, pesawat mau tak mau harus melewati beberapa ruang udara suatu negara yang mungkin saja tarifnya lebih mahal dibanding negara lainnya.
Baca juga: Kenapa Rute London-Sydney Qantas ‘Harus’ Transit di Singapura? Ini Jawabannya
Hal ini berlaku untuk beberapa negara di Eropa dan beberapa jenis pesawat. Contohnya, harga terbang melewati Jerman dua kali lebih mahal daripada melewati Polandia. Maka pesawat dari Stockholm, Swedia yang hendak menuju Pisa, Italia biasanya lebih memilih melewati kawasan udara Polandia dengan rute yang lebih panjang.
4. Air Traffic
Traffic mungkin juga jadi salah satu faktor mengapa pesawat tidak terbang lurus. Pasalnya, bila pesawat melewati satu rute yang sama, kepadatan lalu lintas udara mungkin tak terhindarkan. Maka dari itu, jika terlalu banyak jumlah penerbangan melalui rute yang sama, maka beberapa pesawat harus menunda take off atau memilih rute alternatif. Tentu saja hal tersebut sangat dihindari maskapai dan otoritas bandara karena dapat mengurangi efektivitas ruang udara.