Siapa sih yang mau jika naik transportasi perjalanannya sering telat termasuk kereta api? Padahal sudah bersiap – siap lebih awal berangkat dari rumah untuk menjalankan aktifitas dan mengatur waktu agar tidak terlambat diperjalanan. Tapi ternyata diluar dugaan, tetap saja terjebak dan akhirnya terlambat. Keterlambatan yang terjadi biasanya terdapat hal yang tidak diduga. Seperti adanya perbaikan jalan, kecelakaan, mogok pada kendaraan, cuaca buruk dan lain sebagainya.
Baca juga: Kembali Terjadi di Jepang, Kereta Berangkat Lebih Cepat dari Jadwal
Jika dilihat, transportasi kereta api di Indonesia ternyata masih ada saja keterlambatan. Di negara lain bahkan yang maju sekalipun keterlambatan khususnya kereta api juga masih terjadi walaupun tidak sering yang dibayangkan. Di beberapa negara maju penerapan SOP dari perusahaan kereta api yang diutamakan adalah disiplin. Baik itu disiplin kerja maupun disiplin waktu. Jika melanggar, sanksi ringan sampai berat diberikan. Sama halnya perusahaan kereta api di Indonesia juga menerapkan SOP yang sama tentang kedisiplinan. Lantas, mengapa keterlambatan pada perjalanan kereta api masih saja terjadi?
Faktor Keterlambatan Kereta Api yang Masih Terjadi
PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus meningkatkan pelayanan terhadap penggunanya agar lebih terasa nyaman saat di perjalanan. Ketepatan waktu adalah hal utama yang harus dilakukan demi pelayanan terbaik. Namun, ada beberapa hal yang setidaknya diluar dugaan dari perjalanan kereta api, yang semestinya tepat waktu menjadi terlambat. Faktor tersebut meliputi perbaikan jalur kereta yang harus segera selesai dikerjakan membuat kecepatan menjadi terbatas, gangguan pada rangkaian kereta ataupun lokomotif sehingga harus menunggu perbaikan dan kejadian seperti cuaca ekstrem yang membuat kereta api tidak bisa melintas karena adanya jalur rawan bencana (longsor).
Tak hanya PT KAI yang terkadang mendapati hal yang tak terduga terjadi pada perjalanan kereta jarak jauhnya, namun kereta api lokal seperti PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) pun juga mengalami keterlambatan. Seperti adanya gangguan di perlintasan yaitu bencana banjir, kebakaran di sekitaran bantaran rel kereta api, kecelakaan di perlintasan sebidang, gangguan sarana KRL, serta adanya kereta inspeksi yang mengharuskan KRL mengalah untuk menunggu disusul. Hal yang tak diduga pasti saja terjadi sehingga keterlambatan juga kerap kali dirasakan penumpang.
Pihak PT KAI maupun PT KCI pastinya sudah berupaya semaksimal mungkin mencegah hal yang tidak diduga terjadi. Walaupun mengalami kejadian tersebut tim penolong segera cepat datang dan berupaya sesegera mungkin dapat teratasi agar penumpang kereta api terhindar dari keterlambatan parah.
Sesuai dengan jadwal kereta api yang tertera di aplikasi maupun di stasiun, perjalanan kereta api sudah dibuat sistem tepat waktu. Khususnya untuk perjalanan KRL, aplikasi yang bisa dilihat melalui ponsel membuat masyarakat bisa mengetahui posisi, datang dan tiba KRL yang akan mereka naiki. Namun, ada saja yang tidak akurat jadwalnya bahkan bisa keterlambatan pun terjadi.
Mengapa Sistem Kereta MRT Selalu Tepat Waktu?
Jika berkunjung ke stasiun Kereta MRT auranya sangatlah berbeda jika menggunakan KRL Jabodetabek. Ini karena MRT menggunakan sistem perjalanan yang sesuai dengan ketepatan waktu. Sama halnya yang diberlakukan PT KAI dan PT KCI, namun untuk PT MRT Jakarta jalur keretanya diperuntukan hanya untuk perjalanan Kereta MRT itu sendiri. Dan hingga saat ini, sedikit kemungkinan MRT mengalami kejadian seperti gangguan pada kereta.
Baca juga: Ketepatan Waktu Kereta India Mengalami Penurunan Akibat Faktor Keterlambatan
Ini membuktikan kenapa MRT selalu tepat waktu sesuai dengan jadwal perjalanan yang tersedia tiap stasiun. Sedangkan untuk kereta api selain MRT, jalur yang digunakan menjadi satu. Dalam satu jalur yang dilewati kereta api haruslah berganti. KRL, lokomotif, KRD, kereta mekanik, sampai lori inspeksi turut melewati jalur yang sama. Dan semuanya bergantian. Maka dari itu, pihak pegawai yang bertugas selalu menyusun jadwal perjalanan kereta api agar tidak bentrok dan menghindari keterlambatan agar tidak terjadi penumpukan penumpang khususnya di jalur komuter. (PRAS – Cinta Kereta Api)