Monday, December 22, 2025
HomeAnalisa AngkutanKilas Balik Kisah Drew: Bocah 12 Tahun asal Sydney yang 'Bobol' Kartu...

Kilas Balik Kisah Drew: Bocah 12 Tahun asal Sydney yang ‘Bobol’ Kartu Kredit Ibu demi Liburan Mewah di Bali

Dunia sempat digemparkan oleh aksi nekat seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun asal Sydney, Australia, yang hanya dikenal dengan nama samaran “Drew”. Bukan sekadar kabur dari rumah, pada bulan April 2018, Drew melakukan pelarian lintas negara yang terorganisir dengan sangat rapi—sebuah aksi yang lebih mirip adegan film Home Alone daripada kenyataan.

Segalanya bermula dari sebuah pertengkaran keluarga. Setelah permintaannya untuk berlibur ke Bali ditolak mentah-mentah oleh sang ibu, Emma, Drew tidak lantas menyerah. Bagi Drew, kata “tidak” hanyalah tantangan. Ia pun mulai menyusun rencana pelarian paling ambisius yang pernah dilakukan seorang anak seusianya.

Drew melakukan riset mendalam di internet untuk mencari celah dalam aturan penerbangan. Ia menemukan bahwa beberapa maskapai mengizinkan anak berusia 12 tahun ke atas untuk terbang tanpa pendamping orang tua, cukup dengan paspor dan kartu pelajar. Setelah mencuri kartu kredit ibunya dan mengelabui neneknya untuk menyerahkan paspornya, “Operasi Bali” resmi dimulai.

Pagi itu, Drew berpamitan seperti biasa untuk pergi ke sekolah. Namun, alih-alih menuju halte bus sekolah, ia justru memacu skuternya ke stasiun kereta menuju Bandara Sydney. Di sana, ia menggunakan mesin self-check-in untuk menghindari tatapan penuh tanya dari petugas manusia.

Drew berhasil terbang dari Sydney menuju Perth, lalu melanjutkan penerbangan internasional ke Denpasar. Hebatnya, sepanjang perjalanan, ia hampir tidak menemui hambatan. Petugas di Perth hanya menanyakan kartu pelajarnya untuk memastikan ia benar-benar duduk di bangku SMP. Sesampainya di Bali, ia dengan percaya diri melewati imigrasi dan mengklaim bahwa orang tuanya sudah menunggunya di luar bandara.

Selama empat hari di Pulau Dewata, Drew menjalani hidup layaknya turis elit. Ia melakukan check-in di All Seasons Hotel dengan memberi tahu staf bahwa kakak perempuannya akan menyusul nanti.

Selama di sana, ia menghabiskan uang sekitar 8.000 Dolar Australia (sekitar Rp84 juta) untuk menginap di hotel bintang empat, menyewa sepeda motor untuk berkeliling (meski ia belum cukup umur untuk memiliki SIM),mMakan di restoran-restoran enak. Bahkan, menurut laporan, ia sempat memesan bir hanya untuk sekadar mencicipi petualangan “orang dewasa”.

Sementara Drew menikmati kolam renang, di Sydney, sang ibu sedang mengalami mimpi buruk. Polisi dikerahkan dan laporan anak hilang disebar. Namun, keberadaan Drew justru terbongkar lewat kecerobohannya sendiri. Ia mengunggah video dirinya yang sedang bersantai di Bali dengan fitur geotag lokasi yang aktif.

Teman-temannya yang melihat video tersebut segera memberi tahu keluarga. Emma pun langsung terbang ke Bali untuk menjemput putranya. Saat akhirnya bertemu, Drew dengan santai mengatakan kepada media, “It was great because I wanted to go on an adventure.”

Meski berakhir dengan keselamatan, kasus ini menjadi tamparan keras bagi otoritas bandara dan maskapai di Australia dan Indonesia. Banyak yang mempertanyakan bagaimana bisa seorang anak berusia 12 tahun menembus pengamanan internasional tanpa pengawasan orang tua.

Sejak saat itu, banyak maskapai memperketat aturan mengenai Unaccompanied Minor (penumpang anak tanpa pendamping), memastikan bahwa petualangan nekat seperti yang dilakukan Drew tidak akan pernah semudah itu untuk terulang kembali.

Emirates Hadirkan Lounge Khusus Anak, Manjakan Si Kecil dalam Penerbangan Tanpa Pendamping

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru