Monday, December 22, 2025
HomeDaratKisah Jalur Trem yang Berdampingan Jalur SS di Kota Malang, Kini Tinggal...

Kisah Jalur Trem yang Berdampingan Jalur SS di Kota Malang, Kini Tinggal Cerita

Jalur trem yang kita ketahui pastinya selalu melewati pusat kota besar di Pulau Jawa. Jalur trem memang selalu tersebar di kota-kota besar tersebut untuk mengurangi dampak kemacetan lalu lintas jalan raya. Bahkan disisi lain dengan adanya trem malah berisiko sebaliknya.

Saat ini jalur trem banyak yang sekadar tinggal cerita. Jejak peninggalan bangunan maupun jalurnya ada yang masih terlihat hingga saat ini. Meski sudah tidak terawat, namun dilihat dari sejarahnya saja sepertinya tentu sudah sangat melegenda.

Nah, kabarpenumpang akan membahas salah satunya trem yang menjelajah di Kota Malang, nih. Seperti yang kita tahu, bahwa dahulu Malang memiliki jalur kereta api yang sebagian besar dilewati kereta uap. Namun ternyata khususnya pada wilayah utara Malang juga memiliki jalur trem yang berada di Stasiun Jagalan – Singosari yang sekarang tinggal cerita.

Stasiun Singosari yang dahulu terhubung dengan jalur trem menuju Kota Malang. (Foto: Dok. Istimewa)

Menurut catatan sejarah, jalur trem dari Malang menuju Blimbing sejauh 6 kilometer dibuka pada tanggal 15 Februari 1903. Selain untuk mendukung aktivitas masyarakat Kota Malang pada waktu itu, jalur ini juga terhubung dengan jalur kereta utama milik SS yaitu Stasiun Blimbing SS dan Stasiun Singosari SS.

Dari Stasiun Jagalan hingga Stasiun Singosari sendiri terdapat 11 pemberhentian trem. Di antaranya Jagalan – Alun-alun – Zigweg Naar Batu (pertigaan menuju Batu di Celaket) – Rampal – Lowokwaru – Glintung – Blimbing MS – Arjosari – Karanglo – Mondoroko – Singsari SS – Singasari Pasar – Singasari MS.

Jalur-jalur trem juga terhubung ke Pabrik Gula Krebet sehingga pengangkutan hasil tebu jadi lebih efisien. Ada pula jalur trem yang membelah alun-alun Kota Malang. Semua Lokomotif trem Malang Stoomtrem Mattschappij (MSM) dibeli dari perusahaan asal Jerman bernama Hohenzollern.

Trem uap MSM digerakkan oleh tenaga kayu bakar dari pohon jati yang padat keras sehingga awet dan tidak mudah menjadi abu saat dibakar. Jalur trem juga terkoneksi dengan jalur kereta api Staatspoorwagen (SS) yang makin memudahkan penumpang untuk beralih dari kereta api Staatspoorwagen (SS) ke kereta api trem dan sebaliknya. Ada tiga stasiun SS kala itu, yakni Malang SS, Singosari, dan Kepanjen.

Kini, trem di Kota Malang hanya menyisakan kenangan. Sisa-sisa kejayaannya masih dapat dilihat dari rel-rel di bahu jalan raya. Tak semuanya lengkap, karena sebagian besar sudah tertutup oleh trotoar dan aspal jalan.

Selain bangunan stasiun dan halte-halte pemberhentian trem yang sudah tidak terawat, kini yang bertahan hanyalah stasiun-stasiun besar yang melayani kereta jarak jauh SS, yakni stasiun Kota Lama, stasiun Singosari, dan stasiun Kepanjen.

Jejak Kereta Api Masa Kolonial: Stasiun Tulungagung dan Kisah Jalur Cabang Trem ke Trenggalek dan Tugu

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru