Lokomotif seri BB 301 merupakan lokomotif yang pernah berjasa melanglang buana di jalur kereta api Pulau Jawa. Seri BB 301 ini adalah lokomotif diesel hidraulik milik PT Kereta Api Indonesia buatan pabrik Fried Krupp dan Krauss-Maffei, Jerman Barat. Lokomotif ini pertama kali dipesan oleh KAI saat masih bernama Perusahaan Negara Kereta Api. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1.010 kW dengan berat lokomotif sebesar 52 ton.
Namun keberadaannya saat ini hanya tinggal kenangan yang menyisakan beberapa diantaranya telah dijadikan monumen yang terpajang di beberapa stasiun besar maupun balai pelatihan kereta api. Sekilas memang lokomotif seri ini sama halnya seperti lokomotif BB 301 pada umumnya.
Namun jika ditelaah lebih dalam, ternyata ada kisah yang memilukan bahkan tragis pada salah satu seri lokomotif tersebut, yakni seri BB 301 27. Lantas apa yang menyebabkan lokomotif ini ramai dibicarakan yang dikaitkan juga dengan unsur misteri?

Dilansir laman diskusi Semboyan 35, pada masa sejarahnya, lokomotif BB301 27 mulai berdinas pada 3 Maret 1964, sebagai lokomotif milik Dipo Induk Bandung. Lokomotif ini sering kali berdinas KA Parahyangan. Nah, menuju ke cerita yang bisa dikatakan aneh dan misteri seputar BB 301 27 saat era tahun 1970-an tepatnya berada di Dipo Lokomotif Banjar. Konon diawali dari perselisihan seorang masinis dengan seorang asisten masinis karena masalah wanita.
Perkelahian sengit terjadi tepat di kabin lokomotif tersebut dengan berakhir petaka yang cukup mengerikan, yakni sang asisten masinis kehilangan nyawa setelah kepalanya dimasukkan ke kipas exhaust di ruang mesin. Kemudian sang masinis konon akhirnya mengakhiri hidupnya di atas lokomotif BB 301 27, tidak lama setelah perkelahian itu berakhir. Beberapa kejadian aneh pun yang terjadi di Dipo Lokomotif Banjar ini pun memulai bermunculan hal aneh yang tentunya menimpa lokomotif BB 301 27 tersebut.

Singkat cerita, setelah dari Dipo Lokomotif Bandung, BB 301 27 dipindahkan ke Depo Lokomotif Sidotopo. Saat di Sidotopo, keanehan lokomotif dengan julukan “roti tawar” ini pun kembali nampak. Lebih mengejutkannya, lokomotif BB 301 27 beberapa kali berjalan tanpa masinis. Saat memasuki era tahun 80-an lokomotif ini tiba-tiba berjalan sendiri di Indro, Gresik.
Beberapa orang mengira dari kejauhan bahwa lokomotif tersebut hanya gerakan langsir yang lengkap dengan masinis didalamnya, namun beberapa orang yang melihat dengan jarak dekat lokomotif tersebut ternyata berjalan sendiri tanpa dikendalikan masinis. Beruntung lokomotif ini bisa dihentikan oleh seorang masinis yang melompat keatas kabin.
Sementara di Depo Sidotopo, lokomotif ini juga kembali pernah berjalan sendiri hingga menghajar rumah penduduk. Bahkan di era tahun 90-an, lokomotif ini membuat Depo Sidotopo geger setelah lokomotif ini menghilang tiba-tiba dari area depo. Pencarian pun dimulai, hingga ke Madiun, Jember, Babat dan Malang. Setelah pencarian yang memakan waktu cukup lama ini, ternyata lokomotif BB 301 27 akhirnya ditemukan di Stasiun Benteng.
Petugas stasiun mengira lokomotif ini akan digunakan untuk langsiran, namun menurut penuturan warga sekitar, lokomotif ini kembali berjalan tanpa kru dan bisa membunyikan klakson sebagaimana lokomotif dikendalikan dan berjalan pada umumnya sedang berdinas. Kejadian tak terduga kembali terjadi saat lokomotif ini juga pernah berjalan tanpa masinis dari Solo Jebres namun berhenti setelah menghajar jalur buntu (badug) di Stasiun Palur.

Setelah insiden berkali-kali yang menimpa lokomotif BB 301 27 ini ternyata sudah tak ada kejanggalan lagi saat dipindahkan ke Madiun. Depo Induk Madiun menjadi perpindahan lokomotif BB 301 27 berikutnya yang kemudian seringkali ditugaskan untuk menarik rangkaian Kereta Api Sri Tanjung. Memasuki tahun 2005, lokomotif BB 301 27 akhirnya masuk konservasi alias afkir di Balai Yasa Yogyakarta, dan tidak ada lagi kejadian aneh saat dikebunkan disana.
Bikin Penasaran, Inilah Maksud dari Huruf CC, BB dan D Pada Lokomotif