Wednesday, December 4, 2024
HomeAnalisa AngkutanKokpit Pesawat Cukup Tinggi dari Ground, Bikin Pilot Sulit Lihat Runway? Ini...

Kokpit Pesawat Cukup Tinggi dari Ground, Bikin Pilot Sulit Lihat Runway? Ini Jawabannya

Dari kejauhan, pesawat tampak tidak terlalu besar dan tinggi. Tetapi bila dilihat dari dekat, apalagi ada pembandingnya, seperti mobil, barulah kentara bahwa pesawat berukuran sangat besar. Terlebih pesawat widebody semisal Airbus A380. Selain besar juga memiliki tinggi mencapai 24,1 meter atau 10,8 meter dari ground ke badan pesawat.

Baca juga: Kenapa Kokpit Airbus A380 Usung Konsep Lower Deck yang Justru Jadi ‘Senjata Makan Tuan’? Ini Jawabannya

Dengan tinggi tersebut, banyak pihak yang mempertanyakan, kenapa kokpit pesawat terletak cukup tinggi dari ground (daratan) dan kenapa kokpit tidak ditempatkan di bagian bawah dekat moncong pesawat sehingga memudahkan pilot melihat runway?

Sebelum menjawab itu, terkait tinggi, secara keseluruhan Airbus A380 memang lebih tinggi dibanding Boeing 747, baik diukur dari ground ke ujung vertical stabilizer maupun dari ground ke badan pesawat bagian atas. Queen of the Skies diketahui hanya memiliki tinggi masing-masing 19.3 meter dan 10.2 meter.

Namun bila dilihat dari posisi kokpit, Boeing 747, yang mengusung konsep high deck cockpit, lebih tinggi mencapai 8,7 meter dari ground atau tarmac, jauh di atas kokpit Airbus A380 di ketinggian 7,2 meter.

Meski masih di bawah Boeing 747, sebagian kalangan menganggap kokpit di ketinggian 7,2 meter masih terlalu tinggi dan menyulitkan pilot untuk melihat runway atau titik-titik blind spot lain di sekitar pesawat.

Menurut seorang engineer, Andy Duffell, pendapat yang menyebut kenapa kokpit pesawat besar (widebody) lebih ke bawah lagi agar bisa melihat runway dengan jelas keliru.

Faktanya, dari ketinggian sekitar 7,2 meter di kokpit Airbus A380, pilot dan kopilot masih bisa melihat dengan jelas runway (landasan pacu) saat final approach berjarak beberapa mil. Demikian juga dari ground, runway tetap terlihat dengan jelas.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa yang paling penting bagi pilot di kokpit adalah visibilitas atau pemandangan ke arah depan, bukan bagian bawah pesawat. Akan selalu ada titik blind spot, bukan hanya pada pesawat widebody melainkan juga pesawat narrowbody bahkan pesawat yang lebih kecil lagi.

Pola pikirnya adalah pada titik blind spot tersebut, bukan pesawat yang harus menghindari kendaraan yang kerap berlalu-lalang di tarmac, melainkan merekalah yang harusnya menghindari pesawat berbobot 300-500 ton.

Senada dengan Duffell, seorang pilot senior, John Chesire, mengungkapkan justru dalam situasi emergency, posisi kokpit yang berada cukup tinggi dari tarmac atau lebih tinggi dari moncong pesawat membawa banyak manfaat.

Baca juga: 10 Tombol Terpenting di Kokpit, Nomor 9 Paling Simpel dan Terkait dengan Penumpang

Tidak mungkin, lanjutnya, Kapten Sully bisa melakukan pendaratan belly landing di Sungai Hudson andai posisi kokpit berada lebih rendah dari yang saat itu ada.

Demikian juga insiden serupa, dimana nose landing gear atau roda pendaratan depan tidak keluar dari sarangnya untuk melakukan pendaratan darurat. Pilot waras pasti menginginkan posisi kokpit jauh lebih tinggi dari moncong pesawat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru