Thursday, August 14, 2025
HomeBus AKAPLeg Rest dan Foot Rest Jadi Magnet Pemasaran Bus AKAP

Leg Rest dan Foot Rest Jadi Magnet Pemasaran Bus AKAP

Bayangkan Anda menempuh perjalanan malam Jakarta–Surabaya selama 12 jam. Jalanan mulus, AC sejuk, kursi empuk. Tapi… kaki mulai pegal, betis terasa kaku, dan setiap mencoba memejamkan mata, posisi duduk selalu terasa kurang pas. Di sinilah leg rest dan foot rest membuktikan perannya — bukan sekadar aksesori, tapi penyelamat kenyamanan.

Leg rest adalah bantalan memanjang yang bisa dilipat atau dibentangkan di bawah lutut hingga betis. Sedangkan foot rest adalah pijakan kecil di bagian bawah kursi depan, khusus untuk menopang telapak kaki. Kombinasi keduanya menciptakan posisi duduk yang nyaris seperti berbaring di sofa rumah.

Bayangkan, kursi direbahkan, leg rest terangkat, dan foot rest menahan telapak kaki Anda. Beban tubuh terasa merata, otot paha dan betis tidak lagi menanggung berat sendirian. Inilah “posisi santai ideal” yang diburu penumpang bus jarak jauh.

Tidak banyak yang sadar bahwa duduk berjam-jam tanpa penopang kaki bisa mengganggu sirkulasi darah. Posisi kaki yang menggantung atau menekuk terlalu lama dapat menyebabkan, kaki bengkak karena aliran darah terhambat.

Selain itu juga bisa menyebabkan nyeri punggung bawah akibat tekanan pada tulang belakang. Kemudian otot cepat pegal karena tidak ada dukungan yang memadai.

Dengan leg rest dan foot rest, posisi kaki menjadi lebih natural, tekanan berkurang, dan darah mengalir lebih lancar. Penumpang pun bisa tidur nyenyak tanpa sering mengganti posisi karena kram atau kesemutan.

Beberapa perusahaan otobus kini memanfaatkan leg rest dan foot rest sebagai “magnet” pemasaran. Armada kelas eksekutif hingga super eksekutif umumnya sudah dilengkapi fasilitas ini. Bahkan, ada yang menambahkan sandaran betis berlapis kulit sintetis lembut dan foot rest yang bisa diatur ketinggiannya sesuai postur penumpang.

Tak jarang, kursi dibuat ergonomis dengan kombinasi recliner 135 derajat, leg rest penuh, dan foot rest yang sejajar, menciptakan efek zero gravity — posisi tubuh terasa ringan seperti melayang.

Perbedaan terasa saat malam tiba di tengah perjalanan. Penumpang yang duduk di kursi dengan leg rest dan foot rest cenderung lebih cepat tertidur dan bangun dengan tubuh segar. Sementara penumpang tanpa fasilitas ini sering terlihat menggeliat, meluruskan kaki ke lorong, atau memeluk tas sebagai bantal kaki darurat.

Bagi penumpang berusia lanjut, fasilitas ini bahkan lebih penting. Dengan sirkulasi darah yang rentan melambat, dukungan kaki yang baik dapat mengurangi risiko kelelahan ekstrem dan bengkak di pergelangan.

Leg rest dan foot rest bukan lagi sekadar fitur tambahan untuk “gaya-gayaan”. Di perjalanan AKAP yang panjang, keduanya menjadi faktor penting untuk kesehatan, kenyamanan, dan kualitas istirahat penumpang.

Jadi, saat memesan tiket bus jarak jauh berikutnya, ada baiknya Anda memperhatikan apakah armada tersebut dilengkapi leg rest dan foot rest. Perjalanan 12 jam bisa terasa seperti 6 jam saja ketika tubuh Anda benar-benar dimanjakan.

Bus Sekolah Khusus Siswa Disabilitas Ada Petugas dan Ini Fasilitasnya!

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru