Monday, April 29, 2024
HomeHot NewsMengapa Rasa Bir Berbeda Saat di Pesawat? Ini Jawabannya

Mengapa Rasa Bir Berbeda Saat di Pesawat? Ini Jawabannya

Bagi yang suka nge-bir di pesawat pasti sering bertanya-tanya kenapa rasanya tak seenak bir di darat. Padahal bir yang diminum jenis dan mereknya sama. Sudah begitu, mereka yang meminumnya juga dalam kondisi sehat-sehat saja dimana fungsi perasa pada lidah tak ada gangguan apapun. Tapi, kenapa rasa bir ketika diminum di darat dan di pesawat saat mengudara berbeda?

Baca juga: Sajian Makanan di Pesawat Wajib Ekstra Bumbu, Inilah Alasannya!

Di beberapa maskapai, bir termasuk dalam salah satu fokus service mereka. Karenanya, itu sangat dimaksimalkan.

Bukan hanya soal menghadirkan bir apa yang enak di ketinggian dan terkenal, maskapai-maskapai tersebut juga mendatangkan sommelier on board, untuk menyajikan dan memilihkan bir apa yang cocok untuk penumpang, sesuai dengan selera dan sajian makanan mereka.

Maskapai di dunia pada umumnya menawarkan bir-bir terkenal seperti Pale Ales, India Pale Ales, Porter, Stouts, Belgian-Style Ale, dan Wheat Beer. Namun, ada satu bir terkenal dan enak namun tidak pernah ada di penerbangan manapun. Itu adalah draft beer. Sebab, tong atau tepat penyimpanan bir tersebut perlu diberi tekanan setelah fermentasi.

Tekanannya kebanyakan menggunakan karbon dioksida atau campuran karbon dioksida dan gas nitrogen. Memberikan tekanan pada bir setelah difermentasi bukanlah hal baru, melainkan cara kuni. Produsen bir di Republik Ceko dan Slovakia sampai saat ini beberapa di antaranya masih mempertahankan cara itu dan terbukti bir lebih enak dan lembut di tenggorokan.

Sayangnya, dalam penerbangan, karbon dioksida bertekanan tidak diperbolehkan. Itu mengapa bir tersebut (draft beer dan bir sejenisnya yang menggunakan tekanan) tidak tersedia di pesawat.

Meski begitu, bir apapun yang disajikan di pesawat rata-rata memang tidak begitu terasa sempurna alias rasanya berubah. Itu karena di ketinggia 35 ribu kaki, tempat biasa pesawat mengudara, kelembaban sangat rendah, berkisar 6 sampai 10 persen. Ini bahkan jauh lebih rendah dari Gurun Mojave, yang terkenal sebagai kuburan pesawat.

Di sana, sore hari saat musim panas, tingkat kelembaban bisa mencapai 10 persen. Di musim dingin, ini melonjak sampai 30 persen.

Meski secara teori rasa bir di pesawat rasanya dipastikan berubah, dan hal itu pun cukup dimaklumi penumpang, namun beberapa maskapai tak ingin pasrah begitu saja. Salah satunya maskapai Scandinavian Airlines atau yang lebih dikenal sebagai SAS.

Maskapai yang berpusat di Swedia itu menggandeng produsen bir terkenal asal Denmark, Mikkeller. Entah apa yang dilakukan produsen tersebut, bir buatannya diakui SAS dan penumpangnya lebih enak dibanding bir lain saat dicicipi di udara. Saat ini setidaknya sudah ada tujuh bir yang dibuat khusus untuk di udara.

Baca juga: Daftar Maskapai yang Melarang Penumpang Minum-minuman Beralkohol dalam Penerbangan

“SAS meningkatkan permainan sekali lagi. Mungkin rekor dunia untuk ketinggian tertinggi dari setiap mencicipi bir yang pernah dilakukan! Kami menyukai perusahaan ini karena melanggar batas sebagai maskapai komersial,” kata Mikkel Borg Bjergsø, owner dan pendiri Mikkeller, seperti dilansir Simple Flying.

Selain SAS, ada juga Cathay Pacific. Maskapai itu bekerjasama dengan produsen bir terkenal di Hong Kong dan membuat bir khusus di penerbangan bernama Betsy, diambil dari nama pesawat pertama Cathay Pacific.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru