Bila suatu bandara telah menyandang predikat airport city, maka prasarana transportasi dan infrastruktur penunjang mobilitas penumpang ke bandara harus menjadi perhatian utama. Melengkapi akses jalan tol, menuju bandara bisa lebih ‘pasti’ dan presisi dengan airport train yang menghubungkan pusat kota dengan bandara. Masih dari sisi transportasi, pergerakan penumpang antar terminal pun tak lagi mengandalkan shuttle bus, di era airport city untuk memindahkan penumpang antar terminal sudah sewajarnya mengadopsi model Skytrain, yang juga menjadi benchmark bagi implementasi Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: Ikuti Jejak Changi, Angkasa Pura II Siap Operasikan Skytrain Pada Juni 2017
Bicara tentang Skytrain maka tak bisa dilepaskan dari Bandara Changi di Singapura, maklum saat bandara di Indonesia masih berjibaku dengan angkutan tak resmi, Bandara Changi sejak tahun 1990 telah membuka layanan Automated People Mover System (APMS) atau yang lebih dikenal dengan nama Skytrain. Karena ada embel-embel Automated, maka Skytrain juga dioperasikan tanpa pengemudi atau masinis, semua serba otomatis, hal serupa juga yang akan diterapkan pada Skytrain di Bandara Soetta bulan Juni 2017 mendatang.
Sebagai pengganti keberadaan shuttle bus yang disiapkan operator bandara, Skytrain disediakan sudah barang tentu disediakan secara gratis. Sebagai percontohan implementasi Skytrain dunia, otoritas Bandara Changi – Civil Aviation Authority of Singapore, terus menjaga pelayanan Sytrain. Meski penumpang tengah ‘bergeser’ antar terminal, akses sinyal free WiFi juga tidak terputus saat berada dalam kabin Sytrain. Menghubungkan antar terminal 1, 2 dan termimal 3, durasi perjalan Skytrain memang hanya berlangsung singkat, lantaran jarak tempuh lintasan hanya 6,4 km. Karena dianggap sebagai lintasan sangat pendek, Skytrain hanya dilengkapi sedikit fasilitas tempat duduk. Satu trainset Skytrain (dua kereta) dilengkapi 8 tempat duduk, dan bisa menampung 107 penumpang berdiri.
Karena alasan efisiensi dan arus penumpang tidak padat terus-menerus, Skytrain di Changi beroperasi mulai pukul 05.00 pagi hingga 02.30 pagi besoknya. Untuk mencapai Skytrain, para penumpang di Changi membutuhkan waktu sekitar empat menit untuk sampai ke terminal Skytrain dan waktu untuk menunggu Skytrain sekitar dua menit. Agar operasional tetap prima, saban pukul 02.30 hingga 05.00 Skytrain masuk dalam posisi pemeliharaan dan perawatan. Disini Skytrain di cek kebersihan hingga pemeriksaan mesin. Ini karena hampir setiap hari dalam waktu 22 jam Skytrain digunakan tanpa henti alias terus berjalan.
Adapun titik-titik untuk menumpang dan naik Skytrain di bandara Changi yang dilansir dari sg.fcm.travel sebagai berikut :
1. Terminal 1 di aula masuk keberangkatan tepatnya di lantai 2 di pintu 5
2. Terminal 2 di bagian Chek in Hall keberangkatan lantai 2 pintu 1
3. Terminal 3 di bagian Chek in Hall keberangkatan lantai 2 pintu 8.
Skytrain di Changi mengadopsi teknologi Mitsubishi Heavy Industries, dari 22 trainset yang telah diluncurkan, dalam keseharian hanya dioperasikan 16 trainset. Skytrain yang ada di Bandara Changi, Singapura dilengkapi dengan tempat duduik hanya saja berada di bagian depan dan belakang Skytrain. Nantinya Skytrain di Indonesia, akan menggunakan teknologi yang sama dengan Skytrain di Singapura yang tanpa masinis. Selain itu, dalam satu trainset Skytrain di Soetta bisa membawa sebanyak 176 orang.
Waktu tunggu untuk Skytrain di Indonesia tidak jauh berbeda dengan Singapura yakni lima menit dan akan mulai beroperasi Juli 2017 mendatang dari terminal 2 dan 3. Skytrain di Bandara Soetta akan beroperasi penuh dengan 3 trainset berkapasitas total 528 orang, yang menghubungkan Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan integrated building pada Oktober 2017. Anda pengguna Skytrain juga tidak perlu takut terlambat, karena perjalanan Skytrain ini 60 km per jam daan tidak akan terkena macet sama sekali. Nantinya setelah selesai untuk Terminal 2 dan 3, Skytrain dari Terminal 1 akan mulai dibuat pembangunannya dan secepatnya digunakan.