Satu lagi stasiun yang sangat bersejarah peninggalan Kolonial Belanda berada di jalur antara Stasiun Malang sampai dengan Stasiun Bangil. Ya, stasiun yang digadang-gadang merupakan gerbang sejarah perkeretaapian dan awal merupakan kemudahan transportasi di Malang ini kerap kali dijuluki masyarakat sekitar. Inilah Stasiun Singosari yang berada antara petak Stasiun Blimbing dengan Stasiun Lawang ini memiliki ketinggian +487 meter diatas permukaan laut.
Bangunannya yang tidak besar namun dengan keberadaan stasiun ini, masyarakat tetap terbantu. Karena hanya ada beberapa kereta api yang berhenti disini, yaitu Kereta Api (KA) Lokal Penataran/Dhoho. Stasiun Singosari, yang berlokasi di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, merupakan salah satu stasiun kereta api penting di jalur Malang-Surabaya. Dengan sejarah panjang sejak era kolonial Belanda, stasiun ini menjadi bagian integral dari perkembangan transportasi di Malang Raya.

Sejarah stasiun ini dibangun pada akhir abad ke-19 atau lebih tepatnya dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda, Staatspoorwegen (SS), pada tahun 1878 dan selesai pada tahun 1879. Stasiun Singosari awalnya digunakan sebagai penghubung utama bagi distribusi hasil bumi dan komoditas lainnya dari Malang menuju Surabaya. Arsitektur klasiknya yang terjaga hingga kini menjadi saksi perjalanan waktu, memadukan fungsi modern dengan nilai sejarah yang tinggi.
Tak hanya itu, jalur kereta api ini sangat penting untuk mempermudah mobilitas logistik dan perdagangan antara Surabaya dan Malang. Keberadaan jalur ini sangat membantu dalam mengangkut barang-barang hasil bumi dari daerah pertanian dan perkebunan di Malang ke pusat perdagangan di Surabaya.
Hingga saat ini Stasiun Singosari masih berdiri kokoh dan aktif melayani mobilitas penumpang untuk kereta api ekonomi atau Commuter Line jalur Malang-Surabaya. Stasiun Singosari memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan jalur kereta api lurus yang tidak berhenti di stasiun tersebut.
Walaupun tak banyak kereta api yang berhenti disini, namun masyarakat yang naik dan turun di Stasiun Singosari pun tetap terbantu. Karena selain lokasinya yang strategis, stasiun ini berada dekat dengan cagar budaya seperti Candi Singosari dan Museum Mpu Purwa yang tentu saja menjadi titik strategis bagi wisatawan. Banyak penumpang yang hanya menggunakan kereta lokal, namun bisa mengakses destinasi wisata sejarah di sekitar Singosari.
PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) khususnya wilayah Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya terus melakukan pengembangan Stasiun Singosari, termasuk perluasan area parkir dan integrasi dengan transportasi umum. Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penumpang dan memperkuat peran stasiun ini sebagai penghubung utama.
Stasiun Singosari bukan hanya sebuah tempat transit, tetapi juga sebuah saksi bisu sejarah yang mencatat perkembangan transportasi dan perdagangan di Malang. Keberadaannya mengingatkan kita pada masa lalu dan memberikan kontribusi besar bagi mobilitas masyarakat hingga saat ini.