Monday, October 6, 2025
HomeDaratMenyusuri Sejarah Kereta Api: Prasasti Corong Air, Bukti Kokoh Jalur Kuno Rangkasbitung–Pandeglang

Menyusuri Sejarah Kereta Api: Prasasti Corong Air, Bukti Kokoh Jalur Kuno Rangkasbitung–Pandeglang

Jalur Rangkasbitung – Pandeglang kini memang terus menjadi sorotan media. Ya, upaya reaktivasi yang digadang-gadang akan dilakukan pada 2026 tersebut menjadi kabar baik bagi masyarakat yang biasa melakukan perjalanan ke kawasan Pandeglang. Tak hanya itu sepanjang jalur kereta api (KA) menuju Pandeglang masih terlihat beberapa bangunan-bangunan peninggalan saat jalur tersebut digunakan.

Program reaktivasi Rangkasbitung – Pandeglang pun telah direncanakan. Jalur ini memiliki panjang 19 kilometer yang tentunya jika diaktifkan kembali dapat mendongkrak perekonomian setempat karena memberikan efek pengganda bagi masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan lain.

Diketahui jalur KA nonaktif Rangkasbitung-Pandeglang merupakan bagian jalur KA nonaktif Rangkasbitung-Pandeglang-Saketi-Labuan. Rencana pengaktifan kembali jalur itu dapat menjadi langkah awal melanjutkan reaktivasi jalur KA ke arah Saketi dan Labuan di Banten tengah.

Jalur KA nonaktif Rangkasbitung – Pandeglang. (Foto: Dok. Istimewa)

Masih adanya bangunan cagar budaya yang terlihat di beberapa area sepanjang jalur KA nonaktif tersebut. Seperti yang terlihat pada prasasti corong air yang berada di Stasiun Pandeglang. Prasasti ini cukup terawat hingga kini meskipun program perbaikan corong air Pandeglang itu diresmikan pada 30 Juli 2022.

Seperti yang dikutip di laman Radar Banten, pada prasasti tersebut tertulis keterangan program perbaikan tampilan Corong Air Pandeglang yang merupakan kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia (KAI), Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta Banten, dan Indonesia Railway Preservation Society (IRPS) Pandeglang.

Keberadaan corong air tersebut mengingatkan pada masa jalur Rangkasbitung – Pandeglang ini aktif, tak terbayang bagaimana sibuknya pada masa itu. Pengisian air pada lokomotif uap dengan corong air tersebut pastinya sangat diperlukan untuk pengoperasian perjalanan kereta api.

Corong air yang berada di kawasan Stasiun Pandeglang memiliki tiang setinggi sekitar 3 meter dengan corak hitam putih. Di sisi timurnya, masih terlihat jalur rel kereta api peninggalan zaman kolonial. Kini, keberadaan corong air tersebut menjadi salah satu bukti sejarah jalur kereta api Rangkasbitung–Pandeglang.

Keberadaan prasasti ini tentunya sekaligus menjadi penanda upaya pelestarian jalur kereta api Rangkasbitung–Pandeglang yang kini tengah dalam kajian untuk kembali aktif. Pemerintah pusat pun tengah menetapkan proyek pembangunan jalur kereta api (KA) sebagai prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 yakni reaktivasi jalur KA Rangkasbitung–Pandeglang.

Dengan masuknya pembangunan reaktivasi jalur KA Rangkasbitung – Pandeglang masyarakat Banten pun berharap rencana tersebut segera terealisasi untuk mempermudah akses transportasi. Dan juga menjadikan transportasi kereta api sebagai sarana yang praktis dan mudah dijangkau ke berbagai wilayah khususnya Provinsi Banten.

Hampir Punah! KAI Gandeng Komunitas Kereta Api Rawat Cagar Budaya Corong Air

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru