Anda ingat dengan berita masinis KA Pangrango rute Sukabumi-Bogor yang membeli gorengan di perlintasan sebidang Stasiun Parungkuda. Kejadian tersebut terjadi pada 31 Oktober 2019, dan peristiwa serupa ternyata belum lama terjadi di Pakistan. Bedanya, bila masinis Indonesia dahulu membeli gorengan, maka masinis Pakistan membeli Yoghurt.
Baca juga: Dekatkan Telinga Ke Rel, Remaja Pakistan Tewas dengan Luka Bakar!
Dikutip dari indianexpress.com (9/12/2021), seorang masinis dan asisten masinis di Pakistan diwartakan terkena sanksi skorsing. Pangkal musabnya, mereka sengaja menghentikan lokomotif untuk membeli makanan (yoghurt) yang ada di pinggir jalan. Meski tak lama, dan asisten masinis segera kembali ke ruang kemudi, namun insiden tersebut kadung menjadi ramai di jagad media sosial, terlebih sempat direkam dalam video amatir.
Dari keterangan, lokomotif itu sedang menarik kereta antar kota dari Lahore menuju Karachi, dan dalam perjalanan berhenti di Stasiun Kahna. Dalam video yang viral, asisten masinis terlihat membawa kantong plastik setelah membeli yoghurt dan berjalan kembali ke arah lokomotif dengan santai.
Insiden itu menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan dan regulasi perkeretaapian, yang akhir-akhir ini banyak dikritik karena banyaknya kecelakaan dan salah urus. “Ketika Anda menghentikan kereta di tengah rel, itu menjadi masalah keamanan. Keamanan adalah prioritas kami. Kami tidak dapat menoleransi apa pun yang membahayakan keselamatan,” kata Syed Ijaz-ul-Hassan Shah, juru bicara Kementerian Perkeretaapian Pakistan.
Saat video tersebut menjadi viral, Menteri Federal Perkeretaapian Azam Khan Swati juga mengetahui masalah ini, dan Dawn melaporkan bahwa masinis dan asistennya telah diskors. Menteri mengambil tindakan dan memerintahkan administrasi Lahore Railways Pakistan untuk menangguhkan masinis bernama Rana Mohammad Shehzad dan asistennya Iftikhar Hussain.
Baca juga: 50 Orang Tewas Akibat Tabrakan Maut Dua Kereta, Potret Buruk Kereta Api di Pakistan
“Saya tidak akan mentolerir peristiwa seperti itu di masa depan dan tidak mengizinkan siapa pun menggunakan aset negara untuk kepentingan pribadi,” kata menteri dalam sebuah pernyataan.