Wednesday, October 22, 2025
HomeBus AKAPMusik di Bus Kena Royalti? Penumpang Pro dan Kontra

Musik di Bus Kena Royalti? Penumpang Pro dan Kontra

Ketika bus antarkota antarporvinsi (AKAP) kehilangan musik dan siaran televisi karena royalti, apakah penumpangnya akan menurun atau tetap dan bahkan melonjak alias meningkat? Ternyata ini menghadirkan berbagai sikap pernyataan dari pengguna setia bus AKAP.

Dari catatan KabarPenumpang.com, hasilnya adalah pro dan kontra. Sehingga ada penumpang yang tidak masalah dengan tidak adanya lagu atau musik yang diputar, ada pula yang kehilangan hiburan di dalam bus.

Tama pelanggan setia bus AKAP yang berasal dari Bali mengaku, dirinya tidak masalah jika lagu tidak diputar di dalam bus. Dia mengatakan, masih ada Spotify atau Youtube dan platform musik lainnya yang bisa didengar sendiri melalaui ponsel pintar.

“Kalau saya sih tidak masalah ya. Soalnya kan saya juga lebih sering dengar dari Spotify meski nggak berbayar alias gratis. Banyak iklan juga nggak apa-apa, yang penting bisa puas denger musik,” kata dia kepada KabarPenumpang.com.

Tama juga menyebutkan, bahwa selera musik setiap penumpang pastinya berbeda.

“Orang kan suka lagu beda-beda ya. Jadi banyak tuh yang dengerin musik di handphone mereka sendiri,” tambah Tama.

Meski begitu, dia cukup menyayangkan hilangnya musik dalam bus. Menurutnya, banyak juga orang tua yang tidak memiliki ponsel pintar menikmati kehadiran musik di dalam bus.

“Kasiannya ke orang-orang tua yang nggak pakai ponsel pintar ya. Mereka jadi sepi biasanya ada musik kan,” tuturnya.

Pelanggan setia lainnya, Kharis mengaku terbiasa menikmati musik di dalam bus AKAP ketika dirinya bepergian. Menurutnya, jika musik di bus terkena royalti, penumpang akan kehilangan atmosfer.

Dikatakan Kharis, perjalanan akan terasa lebih hening, monoton, dan kurang memiliki warna yang biasanya tercipta dari dentuman musik.

“Saya itu orangnya suka dengan musik di perjalanan, kalau sepi nggak ada musik nggak bisa sambal joget. Mana saya orangnya gampang mabuk, jadi dengan musik bisa mengatasi mabuk perjalanan saya,” ungkap Kharis.

Dia menambahkan, sebagai pecinta bus, pergeseran budaya popular dari ruang publik menuju konsumsi individual, memuat orang-orang akhirnya dihadapkan pada perangkat mereka masing-masing. Dalam hal ini ponsel pintar mereka untuk mencari hiburan.

Royalti Bikin PO Bus Tak Lagi Putar Musik, Penumpang Terancam Bosan!

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru